General Manager WVI Sulawesi dan Maluku, Radika Pinto mengatakan, pihaknya menghadirikan 160 anak dari Kecamatan Tomini Utara, Kecamatan Parigi Selatan dan Mepanga untuk berpartisipasi peringatan HAN 2019.
Tiga kecamatan tersebut, menjadi salah satu sasaran WVI dalam upaya bersama pemerintah menggencarkan perlindungan dan pemenuhan hak terhadap anak dan perempuan.
Baca juga: Anak Berkebutuhan Khusus aset yang berkontribusi positif untuk bangsa
"WVI terlibat dalam upaya penghentian atau akhiri kekerasan terhadap anak," kata Radika.
Manager WVI Kabupaten Parigi Moutong dan Touna, Andries Kooswinanto mengemukakan, WVI telah melakukan pendampingan sekaligus membina 2.500 anak di Parigi Moutong.
Parigi Moutong menjadi salah satu daerah di Sulawesi Tengah yang tinggi angka pernikahan dini.
Berkaitan dengan itu, tiga kecamatan di Parigi Moutong tersebut yang menjadi salah satu dari Karena itu, sebut Andries, WVI telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk pemenuhan hak dan perlindungan anak, meliputi sosialisasi perlindungan anak, pengasuhan, perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM).
Baca juga: Sulteng maksimalkan pelayanan terhadap perempuan-anak korban kekerasan
Keberadaan WVI Parigi Moutong telah memasuki usia sembilan tahun. Dalam perjalanan dan eksistensinya, WVI menggencarkan kegiatan-kegiatan pembangunan manusia dan pemenuhan hak anak dan perempuan, meliputi pendampingan PAUD, pendampingan desa bebas dari baung air besar sembarangan, pendampingan desa rawan bencana yaitu pendidikan mitigasi bencana, pembangunan sekolah sementara.
"Sekolah sementara yang kami bangun sebanyak empat," ujar dia.
Peringatan HAN 2029 di Parigi Moutong diselenggarakan oleh Pemprov Sulteng melibatkan Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DP3A), Pemkab Parigi Moutong, WVI, Forum Anak Indonesia, LSM dan Bank Sulteng.
Peringatan HAN Tingkat Provinsi Sulteng Tahun 2019 mengangkat tema "Kualitas keluarga penopang perlindungan anak" dengan slogan Kita Anak
Indonesia, Kita Gembira.
Baca juga: Sulteng libatkan jejaring berdayakan perempuan-anak korban bencana di pengungsian
