Petani Donggala keluhkan kelangkaan pupuk subsidi

id Pupuk Subsidi,Petani Sulteng

Petani Donggala keluhkan kelangkaan pupuk subsidi

Panen raya padi berlangsung di Desa Malonas, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (15/10). Petani setempat keluhkan kelangkaan pupuk subsidi karena jatah yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan petani. (Adha Nadjemuddin)

Sekarang hasil panen tidak maksimal karena kami sulit mendapat pupuk bersubsidi. Pupuk yang dibeli dari pedagang mahal,
Palu (ANTARA) - Petani di Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi di wilayah mereka, sehingga mengakibatkan produktivitas padi sawah tidak maksimal.

"Sekarang hasil panen tidak maksimal karena kami sulit mendapat pupuk bersubsidi. Pupuk yang dibeli dari pedagang mahal," kata Awaludin, petani di Desa Malonas, saat panen raya dan dialog dengan wakil pemerintah kabupaten setempat di Malonas, Selasa.

Panen raya tahap II tersebut Bupati Donggala Kasman Lassa diwakili Kepala Kesbangpol Donggal, Tafip, Sekretaris Dinas Pertanian Donggala, Ansar, dan pemerintah kecamatan setempat.

Sedianya anggota DPR RI daerah pemilihan Sulawesi Tengah Ahmad M Ali yang dijadwalkan hadir dalam panen raya tersebut, namun batal hadir karena ada agenda penting yang tidak bisa diwakilkan kepada yang lain.

Meski demikian para petani juga menitip sejumlah catatan penting untuk Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu agar diperjuangkan untuk peningkatan produktivitas pertanian di Dampelas.

"Kadang ada pupuk subsidi, tapi harganya tidak sesuai lagi standar harga yang ditetapkan," katanya.

Para petani sengaja memilih tempat dialog di dekat sawah agar pemerintah bisa melihat langsung kondisi hasil tanam yang sebagian bagus dan sebagian titik lagi hasilnya mengecewakan.

"Itu sawah yang tidak disentuh pupuk hasilnya beda dengan yang kena pupuk. Lebih bagus hasilnya yang kena pupuk" kata Awaludin.

Lain halnya dengan Iksar, petani lainnya di desa itu. Selain mengeluhkan kelangkaan pupuk, dirinya juga menyampaikan belum adanya mesin panen yang dimiliki kelompok tani sehingga produksi lambat dibanding desa yang sudah memiliki alat produksi pertanian modern itu.

"Ada alat yang justru didatangkan dari daerah lain, seperti Sulawesi Selatan. Kelompok tani kita di sini justru belum punya," katanya.

Padahal kata dia, Desa Malonas merupakan salah satu lumbung pangan yang ditopang dengan beberapa desa tetangga lainnya.

Luas lahan fungsional di desa itu lebih dari 600 hektare yang digarap oleh petani setempat dengan didukung daerah irigasi Malonas.

Menanggapi keluhan petani itu Sekretaris Dinas Pertanian Donggala Ansar langsung meminta penjelasan dari pegawai penyuluh yang ditempatkan di desa itu.

Dari penjelasan itu terungkap bahwa usulan petani atas kebutuhan pupuk subsidi tidak pernah dipenuhi pemerintah sehingga kelangkaan pupuk subsidi terus terjadi.

Baca juga: Penyaluran pupuk subsidi harus lewat kelompok tani
Baca juga: KP3 minta aparat tertibkan pupuk bersubsidi