Penyintas bencana di Mamboro akan direlokasi secara mandiri

id PENYINTAS BENCANA TSUNAMI PALU,GEMPA DAN TSUNAMI PALU,GEMPA PALU,ARKOM INDONESIA

Penyintas bencana di Mamboro akan direlokasi secara mandiri

Lokasi relokasi penyintas bencana gempa dan tsunami Kelurahan Mamboro, sekaligus lokasi seremonial pembangunan hunian tetap. (ANTARA/HO/Arkom Indonesia)

Palu (ANTARA) - Sejumlah penyintas gempa dan tsunami di Kelurahan Mamboro, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah, akan segera direlokasi secara mandiri, diawali dengan penetapan lokasi relokasi dan pembangunan hunian tetap (huntap) lewat skema partisipasi.

"Besok (Rabu 5/2) akan dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan hunian tetap bagi penyintas bencana di wilayah dampingan Yayasan ARKOM Indonesia, Sulawesi Tengah," ucap Tim Sosial ARKOM Indonesia Wilayah Pendampingan Kelurahan Mamboro, Abde Saputra Darwis di Palu, Selasa.

Relokasi penyintas bencana gempa dan tsunami itu dilakukan oleh Yayasan ARKOM Indonesia melibatkan para pihak dan pemerintah daerah termasuk Pemerintah Kota Palu.

Abde mengemukakan Tim ARKOM Indonesia juga melibatkan penyintas bencana dari lima daerah/wilayah terdampak dampingan ARKOM untuk hadir dalam seremonial peletakkan batu pertama tersebut.

"Karena ini mengedepankan skema partisipatif langsung dari masyarakat, maka penyintas dari lima daerah itu saling mendukung untuk menyukseskan seremonial peletakkan batu pertama pembangunan huntap. Misalnya, penyintas dari Kecamatan Sirenja Desa Tompe, mereka membawa durian di acara ini, kalau penyintas sekaligus calon penerima huntap mereka menyumbang ikan kering hasil tangkap mereka," ujarnya.

Paritisipasi aktif dari masyarakat, sebut dia, membuat ARKOM Indonesia wilayah Sulawesi Tengah semangat untuk membantu penyintas keluar dari masalah yang dihadapi setelah setahun lebih tertimpa bencana gempa dan tsunami.

Dia menerangkan skema partisipatif dalam relokasi mandiri yang dilaksanakan oleh ARKOM Indonesia sebagai media perekat solidaritas antarwarga dari kampung lain.

"Ini juga sebagai media kampanye mengenai model relokasi yang melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan. Membangun aksi kolaborasi antara Pemerintah Kota Palu, masyarkat sipil dan penyintas dalam program percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kota Palu," ujarnya.

Baca juga: ARKOM bantu Pemkab Donggala relokasi penyintas bencana secara mandiri
Baca juga: Warga terdampak tsunami Donggala bersedia direlokasi secara mandiri
Baca juga: F-Nasdem dorong penerapan skema relokasi mandiri penyintas Palu


ARKOM Indonesia wilayah Sulawesi Tengah akan merelokasi 36 kepala keluarga penyintas bencana tsunami Kelurahan Mamboro ke lokasi relokasi yang masih terletak di wilayah kelurahan yang sama.

Ke-36 kepala keluarga yang merupakan nelayan dan pedagang ikan yang tergabung dalam Kelompok Mosinggani itu akan direlokasi ke sebelah timur dari permukiman awal mereka, atau berjarak kurang lebih 1 kilometer.

Lahan relokasi untuk tahap awal seluas 1.812 meter persegi diperuntukan bagi 12 kepala keluarga penyintas bencana tsunami. Dari 1.812 meter persegi, seluas 312 meter persegi dihibahkan oleh warga untuk pembangunan masjid di lokasi relokasi.

Kemudian, 3.475 meter persegi untuk 24 kepala keluarga. Dengan begitu, luas total lahan relokasi secara mandiri/kelompok untuk korban tsunami Mamboro, 5.827 meter persegi.
Persiapan pelaksanaan seremonial pembangunan hunian tetap penyintas bencana gempa dan tsunami Kelurahan Mamboro. (ANTARA/HO/Arkom Indonesia)


 
Spanduk yang memuat tentang lokasi relokasi penyintas bencana gempa dan tsunami Kelurahan Mamboro, Kota Palu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)