WNA asal China diisolasi di RSUP Kandou

id virus corona

WNA asal China diisolasi di RSUP Kandou

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dr Debie KR Kalalo MSc PH. (Foto : Ist).

Manado (ANTARA) - Seorang balita warga negara asing (WNA) asal China yang didampingi kedua orang tuanya setelah diisolasi ke RSUP Kandou, Manado, masih dalam pemantauan, ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dr Debie KR Kalalo MSc PH di Manado, Kamis.

Debie kemudian memberikan klarifikasi terkait informasi yang ramai di media sosial bahwa ada WNA itu bersembunyi di Hotel Four Points, kemudian diberitakan sakit bersama anaknya dan sementara dirawat di ruang isolasi.

Masyarakat kemudian disarankan tidak mendatangi Hotel Four Points dan pusat perbelanjaan Manado Town Square (Mantos).

"Tidak benar mereka dalam status bersembunyi. Mereka adalah wisatawan yang melanjutkan waktu liburan di Provinsi Sulut dan secara resmi dipantau oleh travel agent yang membawa mereka ke sini," jelas Debie di Manado.

Balita yang sementara diisolasi tiba di Sulut bersama kedua orang tuanya tanggal 21 Januari 2020.

"Tidak benar bahwa satu keluarga sakit, yang mengalami gejala demam adalah balita berumur dua tahun enam bulan yang pada tanggal 30 Januari 2020 dan pada tanggal 3 Februari 2020 mengalami gejala batuk pilek," terangnya.

Oleh indikasi ini, sebut Debie balita tersebut masuk dalam kriteria pengawasan dan dimasukkan ke ruang isolasi RSUP Prof Kandou.

"Karena keberadaan bersangkutan yang masih balita, maka kedua orang tuanya juga harus ikut mendampingi," ujarnya.

Sampel dari balita yang diisolasi ini telah diambil dan diperiksa Balitbangkes Kemenkes dan dalam waktu yang tidak terlalu lama status kesehatannya akan diketahui.

Debie menambahkan, tidak ada bukti ilmiah bahwa penyakit 2019-nCoV menular lewat sistem pendingin udara sentral karena diperlukan partikel bersin dan batuk yang cukup besar untuk virus bisa bertahan.

"Pemanasan oleh sinar matahari akan membuat virus menjadi inaktif," sebutnya.

Dirinya berharap masyarakat tidak cepat percaya terhadap hoaks dan tidak menyebarkannya tanpa ada klarifikasi.