DPRD minta pembelajaran tatap muka di Kota Palu ditunda

id Sulteng ,Sandi,Corona,Resesi,Paly,Palu

DPRD  minta pembelajaran tatap muka di Kota Palu ditunda

Seorang relawan memberikan bimbingan belajar agama kepada sejumlah anak di salah satu rumah warga di Kelurahan Palupi, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (25/8/2020). Bimbingan belajar agama dari rumah ke rumah itu untuk menyiasati keterbatasan ruang belajar tatap muka di tempat terbuka terkait dengan pandemi COVID-19. ANTARAFOTO/Basri Marzuki/hp.

Palu (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu meminta pemerintah kota setempat mempertimbangkan untuk menunda pembelajaran tatap muka di sekolah untuk jenjang sekolah dasar dan menengah pertama yang akan dimulai pekan depan.

"Karena itu merupakan pertaruhan besar. Terlebih lagi kasus COVID-19 di Kota Palu belum menunjukkan tanda-tanda penurunan walaupun sempat nol kasus beberapa waktu lalu," kata Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Palu Rusman Ramli kepada ANTARA di Palu, Selasa.
 

Menurutnya, langkah pembukaan kembali sejumlah sekolah untuk kegiatan belajar mengajar tatap muka dalam waktu dekat ini kurang tepat. Ia khawatir sekolah-sekolah yang dibuka itu malah akan menjadi klaster baru penularan dan penyebaran COVID-19.

Apalagi, kata Rusman, anak-anak usia sekolah sangat rentan terpapar virus yang pertama kali menginfeksi warga di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok itu. Ia mengusulkan agar pembelajaran tatap muka di sekolah dilakukan jika kasus COVID-19 di Palu terus menurun.

"Kalaupun pemkot melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Palu dan kepala sekolah tetap ingin membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka, upaya pencegahan berupa penyiapan sarana prasarana dan penerapan protokol kesehatan harus betul-betul disiapkan dan diterapkan dengan matang," ujarnya.

Disdikbud Palu, Sulawesi Tengah, melakukan berbagai persiapan untuk kembali melaksanakan pembelajaran di sekolah mulai pekan depan.

"Mulai pekan depan untuk tahap awal ada 15 Sekolah Dasar (SD) dan 12 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dibuka. Sejumlah tahapan telah dilakukan sebelum sekolah-sekolah itu kembali dibuka," kata Kepala Disdikbud Palu Ansyar Sutiadi.

Guna meminimalisasi risiko penularan COVID-19, protokol kesehatan akan dijalankan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
 

Disdikbud Palu, lanjutnya, sudah menyampaikan sosialisasi kepada para kepala sekolah, guru dan pegawai sekolah, orang tua siswa, dan siswa mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan sekolah.

"Alhamdulillah lebih banyak orang tua peserta didik yang setuju sekolah kembali dibuka. Kami sudah menyerahkan kepada mereka formulir persetujuan mengikutkan anaknya belajar tatap muka untuk diisi. Kalaupun tidak setuju tidak mengapa, silakan anaknya mengikuti pembelajaran tidak tatap muka," kata Ansyar.

Ia menjelaskan sekolah yang akan melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka diwajibkan menyediakan sarana prasarana pendukung penerapan protokol pencegahan COVID-19, seperti menyediakan alat ukur suhu, tempat cuci tangan, dan cairan pembersih tangan.

"Jumlah peserta didik dalam satu ruang belajar juga dibatasi hanya setengah dari total keseluruhan. Jadi kalau dalam satu ruang belajar biasanya ada 28 orang, dibatasi hanya 14 orang. Nanti mereka mengikuti pembelajaran tatap muka secara bergantian," katanya.

"Para peserta didik wajib memakai masker, menjaga jarak," ucapnya.
 

Kalau selama pelaksanaan kegiatan belajar di sekolah terjadi penularan COVID-19, kata Ansyar, sekolah itu akan ditutup kembali sampai kondisi memungkinkan pembukaan sekolah lagi