Kadin upayakan pasar bagi produksi pelaku usaha Parigi Moutong

id Umkm, kadin, parigi moutong, sulteng, faradiba Zaenong

Kadin upayakan pasar  bagi produksi pelaku usaha Parigi Moutong

Ilustrasi- Pelaku UMKM sedang menata produknya. ANTARA/Basri

Parigi (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengupayakan pasar bagi pelaku usaha di kabupaten itu guna menjembatani penjualan produk.
 
"Ke depan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maupun industri kecil akan menjadi fokus kami, di samping industri-industri yang sudah mapan, agar usaha dan produksi mereka bisa tumbuh," kata Ketua Kadin Parigi Moutong Faradiba Zaenong yang dihubungi, di Parigi, Rabu.
 
Menurut dia, Kadin sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang perekonomian, memiliki tanggung jawab terhadap peningkatan ekonomi daerah maupun masyarakat dari berbagai sektor.

Ia mengatakan, untuk menumbuhkan produksi dan pendapatan, maka salah satu faktor penunjang yakni ketersediaan pasar, selain bahan baku dan peralatan, maka melalui jaringan Kadin diharapkan mampu memfasilitasi produk-produk lokal menembus pangsa pasar regional maupun nasional.
 
Menurut dia, Parigi Moutong memiliki sejumlah sektor yang sangat potensial mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan hingga kelautan dan perikanan yang perlu dikelola secara profesional agar nilai produksi semakin baik.
 
"Jika pasar sudah hadir, maka edukasi dan pembinaan industri kecil maupun UMKM difasilitasi Kadin, lalu bersinergi dengan pemerintah setempat melalui instansi teknis yang menjadi leading sektor," ujar Faradiba.
 
Dikemukakannya, pemerintah setempat juga meminta kehadiran Kadin bersinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam rangka mendorong kebangkitan ekonomi kerakyatan lewat UMKM.
 
Menurut Kadin, UMKM salah satu pola bisnis yang sudah teruji ketangguhannya menghadapi segala tantangan, tidak terkecuali seperti saat ini di masa pandemi COVID-19 sehingga pemerintah harus hadir memberikan porsi yang cukup untuk kelangsungan ketahanan bisnis.
 
"Pembaruan data UMKM perlu untuk mengetahui jumlah pelaku usaha yang masih produktif maupun tidak produksi, agar model intervensi disesuaikan dengan kondisi masing-masing," demikian Faradiba.