Makassar (antarasulteng.com)
- Sejumlah eksportir kakao di Sulawesi Selatan mendapatkan keuntungan
dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
"Bagi eksportir, kondisi seperti ini tentunya berdampak positif.
Tapi mengenai harga biji kakao yang naik bukan hanya dipengaruhi
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar, melainkan harga
market internasional," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Yusa Rasyid Ali, di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat memberikan dampak positif pada neraca perdagangan.
"Meski banyak yang mempermasalahkan pelemahan rupiah, namun hal itu memberikan berkah bagi eksportir," katanya.
Yusa menjelaskan, ada dua faktor yang mempengaruhi harga biji
kakao yakni menguatnya kurs dolar dan stabilnya harga di terminal kakao
internasional.
Meski begitu, lanjut Yusa, memang dalam komoditi ekspor sangat diuntungkan dengan melemahnya rupiah. Tapi secara nasional, hal itu tentunya merugikan.
"Market internasional mempengaruhi harga pembelian apakah terhadap
pedagang lokal, eksportir, maupun industri. Jadi saya pikir bukan
semata-mata masalah harga, tapi bagaimana menjaga ketersediaan,"
katanya.
Yusa menuturkan, kondisi ekspor biji kakao beberapa bulan terakhir
tidak seperti dulu lagi. Hal itu disebabkan banyaknya biji kakao yang
diantarpulaukan.
"Belum lagi ada yang diolah setengah jadi di Makassar kemudian
diekspor. Kalau hal ini tidak diantisipasi, kedepan biji kakao akan
cenderung semakin menurun karena terserap industri dalam negeri," ujar
Yusa.
Yusa menyebutkan, peningkatan kapasitas industri pengolahan kakao
danp roduksi cenderung stagnan. Produksi kakao Sulsel per tahunnya,
hanya mencapai 100 ribu ton, sementara kapasitas produksi bahan baku
industri kakao nasional 600 ribu ton per tahun.
Meski demikian, menurut dia, kontribusi Sulsel terhadap pemenuhan
bahan baku industri kakao nasional diakui masih cukup baik ketimbang
daerah sentra penghasil kakao lainnya.
Dia berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel terus
meningkatkan produksi serta luas lahan kakao yang bertujuan mendorong
peningkatkan kontribusi Sulsel dalam pemenuhan bahan baku industri kakao
nasional.
"Tapi masih diperlukan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan volume produksi kakao Sulsel," ucapnya. (skd)
Berita Terkait
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 8:19 Wib
J Resources raih penghargaan Subroto melalui pemberdayaan petani kakao
Sabtu, 30 September 2023 12:11 Wib
Kementerian Perindustrian pacu hilirisasi kakao dan rumput laut buka kesempatan kerja
Rabu, 27 September 2023 7:04 Wib
Pemkab Sigi konsultasi ke Kementan terkait sertifikasi kakao dan vanili
Sabtu, 11 Februari 2023 14:54 Wib
Pemkab Sigi butuh keterlibatan investor guna kembangkan tanaman kakao
Minggu, 13 November 2022 18:06 Wib
Pemkab Sigi gandeng perusahaan tingkatkan kualitas produksi kakao
Minggu, 18 September 2022 18:02 Wib
Sigi kembangkan kakao dan kopi jadi komoditas unggulan
Selasa, 26 Juli 2022 21:45 Wib
Gubernur ingin kakao-kopi dikembangkan jadi komoditi unggulan Sulteng
Sabtu, 23 Oktober 2021 6:59 Wib