Petani Sulteng Tidak Miliki Lantai Jemur Gabah

id gabah, padi

Petani Sulteng Tidak Miliki Lantai Jemur Gabah

Seorang petani sedang menjemur gabah di Donggala. (ANTARA)

"Ini kendala utama dalam penyerapan produksi petani di Sulteng
Palu,  (antarasulteng.com) - Kebanyakan petani di Sulawesi Tengah tidak memiliki lantai jemur gabah, kata Kepala Perum Bulog di daerah itu, Mar`uf.

"Ini kendala utama dalam penyerapan produksi petani di Sulteng," katanya di Palu, Kamis.

Ia mengatakan akibat dari tidak mmemiliki sarana penjemuran gabah, petani terpaksa menitip gabah di penggilingan.

Karena penggilingan sudah pasti memiliki sarana lantai jemur gabah.

Menurut dia, kondisi tersebut yang menyebabkan penurunan kualitas beras produksi petani di Sulteng.

Gabah jika terlambat dikeringkan, dipastikan mempengaruhi kualitas beras. Mutu beras akan menurun karena gabah yang digiling proses penjemuran terlambat.

Sementara di satu sisi, Bulog membeli beras petani mengacu kepada standar kualitas dan harga yang telah ditetapkan pemerintah.

"Kalau kualitasnya tidak mencapai standar yang dipersyarakatkan bagaimana Bulog mau beli," kata Mar`uf.

Kendala lain dalam penyerapan produksi petani oleh Bulog adalah faktor harga.

Harga pembelian pemerintah (HPP) beras ditetapkan Rp7.300/kg. Sementara harga beras di tingkat petani dan penggilingan saat ini berkisar Rp7.400-Rp7.500/kg.

Selain itu, juga banyak pedagang dari luar Sulteng seperti Manado dan Gorontalo membeli beras petani di sejumlah sentra produksi. 

Realisasi pembelian beras oleh Bulog di Sulteng hingga kini baru 1.800 ton dari target Rp36.000 ton.(skd)