DP3A Sulteng optimalkan peran pusat pembelajaran keluarga

id Puspaga,DP3A Sulteng,Dp3a,Pemprov Sulteng,Irmawati Sahi

DP3A Sulteng  optimalkan peran pusat pembelajaran keluarga

Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Hidup Keluarga DP3A Sulteng Irmawati Sahi, memaparkan materi pada pelatihan konselor Puspaga di Palu, Selasa (12/7/2022). ANTARA/Muhammad Hajiji

Palu (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah mengoptimalkan peran Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) sebagai untuk meminimalisir permasalahan keluarga yang berkaitan dengan kekerasan berbasis gender.

Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Hidup Keluarga DP3A Sulteng Irmawati Sahi di Palu, Selasa mengemukakan Puspaga adalah bentuk layanan pencegahan kasus kekerasan berbasis gender di bawah koordinator DP3A Sulteng.

"Hal ini sebagai wujud kepedulian negara dalam meningkatkan kehidupan dan ketahanan keluarga melalui program pendidikan/pengasuhan, keterampilan menjadi orang tua, keterampilan melindungi anak," ucap Irma sapaan akrab Irmawati Sahi.

Ia juga mengatakan, Puspaga juga mendorong meningkatkan partisipasi anak dalam keluarga maupun penyelenggaraan program konseling bagi anak dan keluarga.

"Puspaga merupakan salah satu dari layanan pengasuhan alternatif berbasis hak anak," kata Irma.

Olehnya DP3A Sulteng menggelar konselor Puspaga yang menghadirkan 60 orang peserta dari DP3A kabupaten/kota se-Sulteng, untuk mengoptimalkan peran Puspaga di semua daerah.

Pelatihan itu, ujar Irma, bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada peserta terkait layanan Puspaga yang diharapkan dapat mengurangi masalah keluarga.

Kemudian, DP3A kabupaten/kota yang tercatat sebagai peserta pelatihan, agar dapat mengoptimalkan peran Puspaga untuk meningkatkan kehidupan keluarga dan ketahanan keluarga melalui program pendidikan dan pengasuhan.

"Juga diharapkan dapat meminimalisir kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di masing-masing daerah," ujarnya.

Ia menambahkan Puspaga hadir dengan prinsip non-diskriminasi, kepentingan terbaik anak, kelangsungan hidup, mudah diakses dengan sarana yang penuh warna, mempunyai konsep layanannya yang juga dikenal seperti nyaman dan menyenangkan.

"Sehingga dengan terlaksananya fungsi Puspaga secara optimal di tingkat kabupaten/kota se-Sulteng diharapkan dapat berdampak langsung terhadap turunnya kasus - kasus kekerasan berbasis gender," ungkapnya.


Tingakatkan kapasitas

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah juga terus mengupayakan peningkatan kapasitas perempuan dan penguatan keluarga/rumah tangga di wilayah untuk menopang percepatan pembangunan kesejahteraan masyarakat.

"Penguatan keluarga dan peningkatan kapasitas perempuan terus digencarkan untuk mewujudkan visi gerak cepat Sulteng lebih maju dan lebih sejahtera," ucap Gubernur Sulteng Rusdy Mastura dalam sambutannya yang dibacakan oleh Plh Sekdaprov Sulteng Rudy Dewanto pada seremonial pembukaan pelatihan public speaking dan konselor Puspaga di Palu, Selasa.

Rusdy Mastura mengemukakan pelatihan berbicara di depan umum bagi perempuan dan pelatihan konselor pusat pembelajaran keluarga (Puspaga) menjadi satu pendekatan dalam pembangunan kapasitas perempuan dan penguatan keluarga, yang dilaksanakan oleh Pemprov Sulteng melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3A) Sulteng.

Ia mengatakan Puspaga merupakan layanan satu pintu yang ada pada DP3A di tingkat provinsi dan kabupaten/kota berbasis hak anak.

Dalam teknis pelayanannya, kata dia, dilakukan oleh tenaga profesi/psikolog untuk memberikan solusi bagi orang tua, anak dan keluarga dalam menghadapi permasalahan.

"Hak ini merupakan langkah pertama pencegahan masalah - masalah di tingkat rumah tangga/keluarga di antara kekerasan berbasis gender di ruang lingkup keluarga," ujarnya.

"Sasaran utama pelayanan ini diberikan kepada calon orang tua, orang yang bertanggung jawab terhadap anak, anak, orang tua, dan wali," ujarnya.

Puspaga, menurut dia, memiliki peran penting sebagai media penghubung orang tua dengan anaknya dalam konteks pengasuhan.

"Ini menjadi satu bentuk penguatan keluarga/rumah tangga dari pendekatan non-fisik. Kehadiran Puspaga yang dapat dijangkau oleh setiap elemen dan komponen rumah tangga utamanya terkait layanan konseling, dan masyarakat dapat informasi terkait pengetahuan dan keterampilan menjadi orang tua dalam pemenuhan hak anak," ujarnya.

Gubernur berharap peserta pelatihan dari DP3A kabupaten/kota se-Sulteng agar dapat membentuk dan mengembangkan Puspaga di masing - masing daerah, untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan ketahanan keluarga.

Hal itu dapat ditempuh, menurut dia, dengan optimalisasi pendidikan pengasuhan, keterampilan menjadi orang tua, keterampilan melindungi anak, serta kemampuan meningkatkan partisipasi anak dalam keluarga maupun penyelenggaraan program konseling bagi anak dan keluarga.

Gubernur juga berharap agar perempuan dari organisasi perempuan dapat mengikuti secara seksama pelatihan berbicara di depan umum.

"Pelatihan ini menjadi satu pendekatan dan sarana dalam meningkatkan kapasitas perempuan di wilayah Sulteng," sebutnya.

DP3A Sulteng menghadirkan 60 orang peserta yang terbagi di dalam dua ruangan untuk dua kegiatan meliputi peserta pelatihan public speaking skill berjumlah 30 orang dari organisasi perempuan, dan 30 orang peserta konselor Puspaga dari DP3A kabupaten/kota se-Sulteng.
 
Peserta mengikuti pelatihan konselor Puspaga yang digelar DP3A Provinsi Sulteng, di Palu, Selasa (12/7/2022) (ANTARA/Muhammad Hajiji)