Oleh karena itu, guna memaksimalkan pelayanan konsumsi, Dinas Sosial setempat melibatkan 30 anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) melibatkan relawan dari mahasiswa Universitas Tadulako Palu.
"Anggota Tagana selain menyiapkan makanan siap jadi di dapur umum, ada juga terlibat mendistribusikan makanan dibantu sejumlah instansi lainnya," ujar Irmawati.
Olehnya, dengan kekuatan 30 orang anggota Tagana disiapkan di posko dapur umum dinilai mampu melayani kebutuhan logistik korban banjir untuk dua kali makan.
"Kami juga menyiapkan air mineral dalam kemasan untuk didistribusikan ke masing-masing posko pengungsian. Pemkot Palu membangun lima titik posko pengungsian untuk melayani warga," tutur Romy.
Dikemukakannya, layanan dapur umum disiagakan berlangsung hingga batas waktu yang belum ditentukan, olehnya selagi masih dibutuhkan maka pelayanan kebutuhan dasar warga harus dipenuhi.
"Masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat dalam penanganan banjir sudah di bagi. Kami bertanggung jawab menyiapkan konsumsi korban banjir," demikian Romy.