ASEAN-BAC tegaskan komitmen percepat transisi menuju nol emisi ASEAN

id Arsjad rasjid, asean-bac, asean, transisi menuju net zero emission, net zero emission, pembangunan berkelanjutan, aba 20

ASEAN-BAC tegaskan komitmen percepat transisi menuju nol emisi ASEAN

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid. (ANTARA/HO-Kadin Indonesia)

Jakarta (ANTARA) - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menegaskan komitmen untuk mempercepat transisi menuju nol emisi (net zero emission) di ASEAN demi masa depan pembangunan berkelanjutan dalam peningkatan bisnis dan usaha di kawasan.



“ASEAN dan dalam hal ini secara khusus ASEAN-BAC, berkomitmen untuk mempercepat transisi menuju ekonomi nol emisi dengan mempromosikan energi terbarukan, efisiensi energi, dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.



Arsjad menyebut penerapan strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan mendorong penggunaan solusi inovatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dalam kegiatan bisnis di kawasan ASEAN sangat dianjurkan.



Dalam laporan Sustainable Development Report 2023, terdapat enam negara ASEAN yang masuk 100 besar negara yang mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan, yaitu Thailand, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia dan Filipina.



Namun, beberapa negara ASEAN lainnya seperti Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Myanmar secara berurutan masih berada di peringkat di atas 100, yaitu 102, 103, 115, dan 125.



“Dengan usaha bersama, seluruh negara ASEAN bahu membahu untuk bisa membangun kawasan yang lebih mengutamakan proses bisnis yang berkelanjutan serta dengan adanya penggunaan energi yang lebih bersih,” kata Arsjad.



Di sisi lain, negara anggota ASEAN juga telah menggunakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) negara masing-masing untuk mempercepat integrasi energi terbarukan.



Indonesia misalnya, menargetkan untuk menambah kapasitas energi terbarukan sebesar 20,9 GW pada tahun 2030 dan mengharapkan 60 persen energinya berasal dari sumber terbarukan pada tahun 2060.



Laos telah mencapai kemajuan dalam pengembangan tenaga listrik dan ekspor energi, yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut sebesar lebih dari 3 persen.



Malaysia telah mengusulkan pembangunan tiga pulau energi hijau dan sedang menjelajahi sumber energi terbarukan dari laut.



Brunei Darussalam berencana meningkatkan kapasitas energi terbarukan menjadi setidaknya 300 MW pada tahun 2035 melalui proyek kolaborasi. Sementara di Kamboja, energi terbarukan saat ini memiliki pangsa pasar sebesar 40 persen dan bersumber dari tenaga air, tenaga surya, dan biomassa.



Thailand telah meluncurkan instalasi hibrida surya-hidro terapung terbesar di dunia dan berencana untuk menginstal tambahan 24 MW. Sedangkan Singapura telah melakukan studi kelayakan bersama untuk energi terbarukan hibrida yang melibatkan sumber angin, surya, dan pasang surut.



Filipina telah memulai lelang energi hijau untuk proyek energi terbarukan sebesar 2 GW, termasuk tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin. Adapun Vietnam bertujuan untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan, termasuk tenaga air, angin, surya, dan biomassa, hingga mencapai 33 persen dari total listrik pada tahun 2030.



Salah satu bentuk komitmen ASEAN-BAC dalam mendukung seluruh sektor usaha di ASEAN untuk terus maju mengedepankan proses bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah dengan mengadakan ASEAN Business Awards (ABA) 2023.



Dalam ABA 2023, akan dihadirkan pilar penghargaan Pembangunan Berkelanjutan yang di dalamnya terdapat dua kategori penghargaan, yaitu Net-Zero Leader dan Plastic Waste Circularity.



Perusahaan berskala besar hingga UMKM dapat mendaftarkan diri untuk mengikuti penghargaan ini melalui aseanbacindonesia.id/event/aba-2023.



“ABA 2023 mengapresiasi penuh bisnis di kawasan ASEAN yang telah menjadikan agenda pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari proses bisnis mereka dan berdampak pada kelestarian lingkungan. Penghargaan ini akan diberikan melalui pilar Pembangunan Berkelanjutan,” kata Arsjad.



Ia pun mendorong para pelaku bisnis di kawasan ASEAN untuk menominasikan bisnisnya pada kategori Net-Zero Leader dan Plastic Waste Circularity di ABA 2023.



“Pencapaian luar biasa bisnis Anda dalam pembangunan berkelanjutan akan diperlihatkan dan diakui sebagai pemimpin dalam mendorong perubahan positif di kawasan ASEAN,” sambung Ketua Umum Kadin Indonesia itu.