Morowali aman pascapembakaran kamp Inco

id inco, pembakaran, kamp

Palu (ANTARA News) - Situasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, relatif aman dan kondusif pascapembakaran kamp PT. Inco di daerah itu Senin sore.

"Sampai sekarang ini Morowali secara keseluruhan relatif aman," kata Bupati Morowali Anwar Hafid yang dihubungi dari Palu, Senin malam.

Menurut Anwar Hafid, pembakaran kamp PT. Inco tersebut tidak berdampak luas terhadap aktivitas masyarakat di Morowali karena kamp yang dibakar tersebut berada di dalam hutan sekitar sembilan kilometer dari jalan trans Sulawesi.

"Di jalan trans Sulawesi ini sering dijadikan tempat masyarakat menyampaikan aspirasinya ke Inco. Mungkin karena masyarakat sudah kesal dan lelah sehingga membakar kamp yang ada di sana," katanya.

Anwar memahami keinginan masyarakat tersebut karena memang sudah sekitar 40 tahun Inco mendapat kontrak karya dari pemerintah namun belum bisa membangun pabrik nikel.

"Sebetulnya sejak 2010 Inco sudah membangun pabrik. Selama ini Inco baru membangun di daerah lain," kata Anwar.

Menurut Anwar, sebelum peristiwa pembakaran tersebut terjadi, masyarakat lebih dulu menggelar unjuk rasa ke DPRD. Unjuk rasa ini kata Anwar sudah yang kesekian puluh kali digelar masyarakat.

Catatan yang diperoleh di Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulawesi Tengah menyebutkan, Inco telah mengantongi kontrak karya sejak 27 Juli 1968.

Pasal 33 dalam kontrak karya yang dikantongi Inco itu menyebutkan, program tahap II terdiri dari pembangunan dua tambahan pabrik produksi di daerah pantai wilayah kontrak karya di Pomalaa Provinsi Sulawesi Tenggara dan di Bahodopi Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Menurut Kepala Dinas ESDM Sulawesi Tengah Saliman Simanjuntak, berdasarkan kontrak karya tersebut mestinya Inco sudah harus membangun pabrik pada 2010 dengan kapasitas produksi 35 juta sampai 40 juta ton dengan estimasi investasi 500 juta USD.

Saat ini Inco baru membangun pabrik di Soroako, Sulawesi Tenggara pada 1 April 1978.

Luas kontrak karya Inco di Sulawesi Tengah mencapai 32.123,01 hektare di blok Bahodopi dan 4.512,35 hektare di Kolonodale.

Kontrak Karya PT. Inco sudah mengalami sekali perpanjangan oleh Presiden Soeharto yakni pada 15 Januari 1996 dan akan berakhir 31 Maret 2025.

Jika mengacu hal itu PT. Inco masih memiliki waktu kurang lebih 13 tahun lagi.

Menurut Kepala Bidang Pertambangan Umum Dinas ESDM Sulawesi Tengah Aris Bulo Pasaru, waktu produksi komersial Inco tersebut baru terhitung 1 April 1978 bertepatan dengan pembangunan pabrik di Soroako.

"Jika itu acuan kita maka Kontrak Karya Inco berakhir 31 Maret 2000, tetapi tahun 1993 Inco kembali mengajukan perpanjangan lagi dan ditandatangani Presiden Soeharto pada 15 Januari 1996," kata Aris. (A055/Z002)