Menangkar kura kura demi pendidikan konservasi SDA

id kura

Menangkar kura kura demi pendidikan konservasi SDA

Penangkaran kura-kura milik Halim Lowi (Foto antara/Anas Massa)

Pria paruhbaya itu terlihat asyik mengamati ratusan ekor kura kura yang ditangkarkan di belakang rumahnya di bilangan Karajalemba, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

Lelaki itu adalah Halim Lowi, pria keturunan Tionghoa yang telah memulai penangkatan kura-kura endemik Sulawesi sejak 31 Mei 2012 setelah mengantongi izin penangkaran dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulteng.

Saat pertama memulai ia hanya memelihara beberapa ekor kura kura, semuanya endemik Sulawesi Tengah. Kini, jumlahnya terus bertambah banyak.

Dia mengaku beternak kura kura merupakan kesenangan karena selain hobi, juga kecintaanya pada alam yang di dalamnya kaya akan flora dan fauna, termasuk yang endemik sehingga perlu dijaga kelestariannya.

Sebelumnya, Halim mengatakan pernah beternak buaya dan biawak dalam jumlah besar ketika masih tinggal di Provinsi Sulsel.

Membuat penangkaran satwa sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari hidupnya, meski secara hitung-hitungan bisnis, merugikan.

"Saya membuat penangkaran kura kura semata-mata karena hobi dan kecintaanya kepada alam sebagai karunia Tuhan,"  ujar Halim Lowa

Selain itu, penangkaran ini sekaligus sebagai tempat pendidikan konservasi dan juga obyek wisata yang murah dan mudah dijangkau karena lokasinya sangat dekat sekali dengan Kota Palu.

Lokasi yang menjadi areal penangkaran kura kura berada di perbatasan antara Kabupaten Sigi dan Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng.

Halim mengatakan selama ini, penangkaran kurakura satu-satunya di Provinsi Sulteng dan hanya ada di Kabupaten Sigi itu sudah sering dikunjungi pelajar dari berbagai sekolah dari tingkat SMP dan SMA dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri/swasta di Palu.

Para pelajar dan mahasiswa datang ke lokasi penangkaran untuk belajar dan praktek lap angan.

Khusus kalangan mahasiswa kebanyakan mereka berasal dari Fakultas MIPA, Kehutanan dan Perikanan Universitas Tadulako (Untad) Palu.

Karena memang selama dua tahun terakhir ini, pihaknya telah mengadakan kerja sama dengan Untad Palu untuk tempat mahasiswa melakukan penelitian lapangan terhadap satwa endemik yang dilindungi undang-undang tersebut.

Khas Sulteng

Kura-kura yang ditangkarkan itu terdiri atas beberapa jenis antara lain kura ambon (cuara amboinensis), baning Sulawesi (indotestudo forstenil), kura-kura daun (leucocephalon juwonoi) dan labi-labi (amyda cartilaginea).

Tempat penangkaran ada dua bagian yakni kering dan basah. Kandang penangkaran kura-kura terbagi atas dua zona yaitu kering dan berair dengan perbandingan 1:1, dan antara keduanya dipisahkan dengan daerah landai dengan sudut kemiringan sekitar 30 derajat.

Zona air, dilengkapi aerator dengan gemercik air dan ditambah tumbuhan enceng gondok sebagai penyaring limbah air dan tempat berlindung serta bersembunyi satwa.

Zona kering dibagi atas tempat untuk bertelur dan berlindung. tersedia ruang gerak dan pakan yang cukup sehingga tidak terjadi persaingan dan perebutan makanan.

Kandang juga dilengkapi pagar pembatas untuk mencegah masuknya predator dan mengurangi resiko kehilangan kura-kura.

Perlakuan terhadap satwa juga harus mendapat perhatian terutama suhu kandang harus dijaga antara 25-30 derajat celsius dan kelembaban 60-70 persen.

Posisi kandang diatur sedemikian rupa sehingga pada pagi dan sore hari mendapatkan cahaya matahari sesuai dengan kebutuhan agar kura kura bisa berkembangbiak dengan baik.

Setiap kandang hanya dihuni satu jenis kura kura yang jumlahnya pun harus dibatasi maksimal 25 ekor dengan perbandingan 20 ekor betina dan lima ekor jantan.

Mengapa harus seperti itu? Untuk mencegah "cross breeding" atau perkawinan antar jenis yang berbeda sehingga menghasilkan telur yang steril.

Apresiasi

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Roem Kono ketika mengunjungi lokasi penangkaran kurakura milik Halim Lowi beberapa waktu lalu, memberikan apresiasi terhadap pelestari satwa endemik, khususnya kura-kura di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Roem Kono yang didampingi sejumlah anggota DPR RI, Dirjen Perkebunan Bambang dan Asisten II Setdaprov Sulteng, Bunga Elim Somba begitu turun dari pesawat di Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri Palu langsung menuju lokasi penangkaran kura-kura.

Selama sekitar 1,5 jam di lokasi penangkaran, ketua komisi dan rombongan menyaksikan langsung ratusan ekor kura-kura yang ditangkarkan oleh salah seorang warga Indonesia keturunan Tiongkok.

Wakil Ketrua Komisi IV DPR itu, mengatakan pemerintah perlu memberikan apresiasi karena ada orang-orang seperti Halim yang sangat peduli dengan kelestarian satwa.

Menurut dia, sangat jarang untuk mendapatkan orang-orang yang peduli dengan kelestarian alam.

Karena itu, kata dia, orang-orang seperti ini harus diberikan apresiasi dan dorongan agar mereka terus membaktikan dirinya untuk kelestarian kekayaan alam.

"Mari kita dorong terus, dan pemerintah harus memberikan bantuan atau subsidi dana, sebab untuk usaha penangkaran seperti ini, butuh dana cukup besar," kata Reom kono.

Anggota Fraksi Golkar asal Provinsi Gorontalo itu juga meminta kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam hal ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk membantu memberikan modal kepada pimpinan UD Lestari yang memiliki penangkaran kura-kura agar bisa mengembangkan usaha tersebut.

Roem Kono menganjurkan pembentukan kelompok pengembangan penangkatan kura-kura yang kemudian bisa mengajukan usul bantuan dana ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dia juga meminta Halim Lowi untuk menata kembali lokasi penangkaran dengan baik sehingga bisa menjadi salah satu obyek wisata satwa endemik guna menarik kunjungan wisatawan, termasuk mancanegara.

Mari kita lestarikan satwa-satwa endemik agar tidak sampai punah karena banyak sekali keuntungannya, asalah satu sebagai obyek wisata satwa, juga untuk pendidikan dan penelitian konservasi sumbar daya alam (SDA) demi anak cucu kita. 

Baca juga: 
UD Lestari Sigi kembangkan peternakan kura kura
Komisi IV DPR mengapresiasi pelestari kura-kura