Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis diprediksi menguat setelah bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga acuannya.
"Sejak awal tahun The Fed sudah menurunkan suku bunga dua kali, dan kemungkinan The Fed akan turunkan satu kali lagi hingga akhir 2019 ini," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis.
The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2 persen pada pertemuan 17-18 September 2019.
Dengan penurunan tersebut, the Fed memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh lebih baik, yaitu 2,2 persen pada 2019 dari proyeksi Juni lalu 2,1 persen.
Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS sampai Rp14.050 per dolar AS.
Pada pukul 10.18 WIB, rupiah melemah 37 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.104 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.067 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.099 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.080 per dolar AS.
Berita Terkait
DjPb mencatat ekspor Sulteng triwulan satu 2024 capai 67 miliar dolar AS
Kamis, 2 Mei 2024 22:11 Wib
Rupiah menguat, pasar masih cerna pernyataan Gubernur The Fed
Kamis, 2 Mei 2024 10:49 Wib
Garuda Indonesia bukukan pertumbuhan usaha capai 2,94 miliar dolar AS
Selasa, 2 April 2024 8:13 Wib
Harga emas melemah karena dolar AS menguat
Sabtu, 23 Maret 2024 9:53 Wib
Harga emas turun karena penguatan indeks dolar AS
Rabu, 13 Maret 2024 9:14 Wib
Harga emas menguat seiring pelemahan dolar AS
Rabu, 28 Februari 2024 8:44 Wib
Harga emas naik karena dolar AS melemah
Sabtu, 24 Februari 2024 7:50 Wib
Harga emas naik seiring pelemahan dolar AS
Rabu, 21 Februari 2024 9:52 Wib