IAIN Palu biayai perkuliahan warga kurang mampu

id IAIN Palu,Bidikmisi

IAIN Palu biayai perkuliahan warga kurang mampu

Rektor IAIN Palu Sagaf Pettalongi menyampaikan sambutan sekaligus membuka pelatihan peningkatan kapasitas berbahasa asing bertajuk "English camp" bagi mahasiswa penerima Bidikmisi Angkatan 2019, Kamis (28/11/2019). (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah memberikan biaya kuliah kepada masyarakat, khususnya generasi muda dari kalangan kurang mampu, agar mereka dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Islam negeri tersebut.

"Iya, intervensi ini dilakukan lewat program nasional Bidikmisi. Ini tujuannya agar masyarakat ekonomi menengah dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi," kata Rektor IAIN Palu Sagaf Pettalongi di Palu, Kamis.

Melalui program Bidikmisi, IAIN Palu menyalurkan beasiswa senilai Rp1,1 juta/mahasiswa/bulan, yang berlangsung selama delapan semester atau empat tahun. Dengan begitu setiap mahasiswa menerima kurang lebih Rp6,6 juta/semester atau setiap enam bulan. Total keseluruhan dana yang diterima mahasiswa selama delapan semester kurang lebih Rp52,8 juta/mahasiswa.

Pada 2019, IAIN Palu mendapat alokasi anggaran untuk Bidikmisi senilai Rp528 juta untuk 80 mahasiswa.

Saat ini, 80 mahasiswa penerima Bidikmisi Angkatan 2019 dari kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah namun berprestasi, sedang mengikuti kegiatan perdana Bidikmisi, yaitu pelatihan peningkatan kemampuan berbahasa asing bertajuk "English camp" selama empat hari di Mahad Aljamiah IAIN Palu, di Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu.

Selama 2015-2019, total anggaran untuk Bidikmisi IAIN Palu mencapai Rp5,596 miliar. Untuk mendapat beasiswa atau bantuan tersebut, mahasiswa harus mengikuti tahapan seleksi yang ketat, mulai dari seleksi administrasi hingga survei tempat tinggal dan wawancara.

"Karena itu mahasiswa sebagai penerima Bidikmisi harus bersyukur. Bersyukur dalam artian, memanfaatkan bantuan tersebut sesuai peruntukannya," kata Sagaf.

Proses seleksi yang ketat bagi calon penerima Bidikmisi karena IAIN Palu menginginkan bantuan itu tepat sasaran, yaitu diperuntukan kepada generasi muda yang kurang mampu dari sisi ekonomi, namun berprestasi secara akademik.

"Karena itu, kita cari yang paling terbaik dari yang baik dan terbaik, atau yang paling memenuhi syarat dari yang memenuhi syarat," katanya.

Sagaf yang juga pakar managemen pendidikan itu, mengingatkan penerima Bidikmisi bahwa bantuan tersebut  untuk memenuhi kebutuhan studi di perguruan tinggi.

Oleh itu, katanya, ketika menerima bantuan, mahasiswa harus mendahulukan kepentingan studi, salah satunya membayar SPP.

"Ketika kewajiban terhadap studi sudah terpenuhi dan ada kelebihan dana, maka sebaiknya penerima Bidikmisi menabung uangnya, untuk kebutuhan masa depan," katanya.

Ia menambahkan penerima Bidikmisi adalah mahasiswa pilihan yang berprestasi.

Oleh karena itu, kata dia, mereka harus rajin kuliah, rajin mengikuti kegiatan akademik, dan ikut upacara sehingga penerima Bidikmisi harus menjadi mahasiswa terbaik.
Kepala Bagian Akademik IAIN Palu Wahab menyampaikan laporan pelatihan peningkatan kapasitas berbahasa asing bertajuk "English camp" bagi mahasiswa penerima Bidikmisi Angkatan 2019, Kamis (28/11/2019). (ANTARA/Muhammad Hajiji)