Pasien COVID-19 di Sulteng tersisa sembilan orang

id Corona ,Sandi,Sulteng ,Antara,Palu

Pasien COVID-19 di Sulteng  tersisa sembilan orang

Pelepasan delapan orang pasien COVID-19 Kabupaten Buol yang dinyatakan sembuh oleh tim dokter oleh Bupati Buol, dr Amiruddin Rauf (tengah berdiri) di halaman RSUD Mokoyurli Buol, Kamis (21/5). (ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Juru Bicara Pusat Data dan Informasi (Pusdatina) COVID-19 Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Muhammad Haris Kariming menyatakan pasien COVID-19 yang kini masih menjalani perawatan tersisa sembilan orang.



"Hari ini tiga pasien sembuh dari COVID-19. Mereka sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mokopido di Kabupaten Tolitoli, sehingga total warga Sulteng yang sembuh sudah sebanyak 181 orang, enam orang meninggal dunia orang dan tinggal sembilan orang yang masih dirawat," katanya di Palu, Rabu petang.



Ia bersyukur selama tiga hari terakhir tidak terjadi penambahan kasus baru COVID-19 dan sebaliknya sepanjang tiga hari belakangan pasien COVID-19 yang sembuh terus bertambah.



Haris menjelaskan sembilan pasien COVID-19  itu saat ini masih menjalani isolasi di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan secara mandiri di sejumlah daerah di Sulteng.



Tiga pasien Kabupaten Banggai diisolasi di RSUD Kabupaten Banggai, satu pasien di Kota Palu menjalani isolasi di RSUD Anutapura, satu pasien di Morowali Utara dirawat di RSUD Kolonodale.



Selanjutnya satu pasien di Kabupaten Donggala menjalani isolasi secara mandiri, dua pasien di Poso masing-masing menjalani isolasi mandiri dan di RSUD Poso dan satu pasien di Banggai Laut diisolasi di RSUD Banggai.



"Sementara itu 78 sampel usap atau swab COVID-19 masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium di Laboratorium Dinas Kesehatan Sulteng," ujarnya.



Haris berharap kasus COVID-19 di Sulteng terus berkurang dan seluruh pasien dapat sembuh seiring dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah di tingkat provinsi hingga kabupaten untuk memutus mata rantai penularan dan penyebaran virus tersebut.



Ia juga mengimbau masyarakat agar mendukung tim surveilans dinas kesehatan kabupaten dan kota di Sulteng yang melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien COVID-19.



Langkah tersebut, ujar dia, sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir tahun lalu itu.