Rehab-rekon pascabanjir Parigi Moutong menunggu dana siap pakai

id Banjir parigi, korban banjir, Bpbd, parigi moutong

Rehab-rekon pascabanjir Parigi Moutong  menunggu dana siap pakai

Warga Desa Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, terpaksa membongkar sejumlah rumah yang terancam hanyut di muara bantaran sungai Dolago akibat banjir, Rabu (15/7/2020). ANTARA/Moh Ridwan

Parigi (ANTARA) - Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai upaya pemulihan pascabanjir di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah masih menunggu usulan dana siap pakai ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Saat ini kami sedang menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan. Jika sudah rampung, dalam waktu dekat kami akan mengusulkan rencana ini ke pemerintah pusat melalui BNPB," kata Sekretaris BPBD Parigi Moutong Nyoman Adi di Parigi, Sabtu.

Dia mengemukakan usulan dana siap pakai pada rehabilitasi dan rekonstruksi nanti digunakan untuk perbaikan rumah rusak berat, sedang, dan ringan, termasuk stimulan kepada warga yang rumahnya hanyut terseret banjir serta perbaikan sejumlah infrastruktur lainnya yang terdampak.

Dia menjelaskan saat ini Pemkab Parigi Moutong sedang melakukan penanganan darurat terhadap sejumlah alur sungai yang berpotensi banjir, sebagai upaya antisipasi agar tidak menimbulkan dampak yang lebih luas.

"Untuk sementara baru kegiatan normalisasi yang bisa dilakukan, selain menjamin kebutuhan para pengungsi, namun sifatnya masih sementara di masa tanggap darurat," ujar Nyoman.

Dia menilai penanganan dampak bencana alam membutuhkan proses yang cukup memakan waktu, oleh karena itu para korban bencana diminta tetap bersabar menunggu proses pemulihan melalui program rehabilitasi dan rekonstruksi.

"Setelah masa tanggap darurat, baru kita masuk masa pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabanjir," kata dia.

Terkait dengan peristiwa itu, pemerintah daerah setempat mencatat sekitar 3.797 jiwa atau 1.027 kepala keluarga (KK) terdampak banjir, 199 di antaranya kelompok rentan terdiri atas 84 orang lansia, 10 orang ibu hamil, 82 balita dan 18 bayi, serta lima penyandang disabilitas.

Selain itu, 1.638 jiwa atau 429 KK sempat mengungsi di sembilan posko pengungsian di 18 desa terdampak. Banjir juga merusak sejumlah sarana dan prasarana, seperti jalan, jembatan, tower, lahan pertanian dan perkebunan dengan total kerugian materi ditaksir mencapai Rp5,5 miliar.

"Namun, sebagian dari korban yang terdampak sudah kembali ke rumah masing-masing, begitu pun dapur umum di posko pengungsian Desa Olobaru, Kecamatan Parigi yang merupakan salah wilayah terdampak parah, sudah berakhir," kata Nyoman.