Palu (ANTARA) - Kantor Wilayah kementerian Agama (Kemanag) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar kegiatan "Jagong" masalah haji dan umrah (Jamarah) dalam rangka menghadapi musim haji tahun 2021.
"Kegiatan ini perlu dilakukan dalam menghadapi musim haji tahun depan, meskipun di tengah pandemi COVID-19," kata Kakanwil Kemenag Sulteng Rusman Langke saat menghadiri kegiatan Jamarah haji dan umrah, di Palu, Rabu.
Rusman juga menjelaskan jagong yang berasal dari bahasa jawa yang juga biasa disebut jagongan, yang artinya bincang-bincang melibatkan sejumlah lembaga, tokoh dan kelompok yang berkepentingan dalam penyelenggaraan haji dan umrah.
Dia memaparkan kegiatan Kemenag yang berkolaborasi dengan Komisi VIII DPR-RI ini merupakan upaya pembinaan terhadap Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), tidak terkecuali di Sulteng.
"Sekaligus juga memberi informasi tentang penyelenggaraan ibadah haji tahun depan, serta menghimpun masukan untuk penyelenggaraan amanah rukun Islam kelima pada tahun-tahun berikutnya," ujarnya.
Kakanwil mengemukakan sejauh ini pelaksanaan ibadah haji mulai dari pelayanan, pembinaan sampai pada perlindungan terhadap para jamaah terlaksana dengan baik, sebagaimana penilaian Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pelayanan haji di Sulteng sangat memuaskan.
"Kami sangat bersyukur kegiatan ini masih bisa dilakukan, meskipun panfemi COVID-19 masih merebak di Tanah Air , tetapi kita masih memikirkan masalah umat," ujar Rusman.
Menurut dia, meskipun pelayanan haji di Sulteng dinilai baik, namun pemerintah sebagai penyelenggara tidak boleh terlena dengan pujian tersebut.
Oleh karena itu, lanjut dia, perlu perbaikan-perbaikan kekurangan, dan bisa dibantu oleh kelompok-kelompok manasik haji dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji.
"Segala masalah tentang haji dan umrah kita akan bahas supaya tercipta solusi dalam rangka perbaikan pelayanan supaya tahun-tahun akan datang kita bisa melaksanakan ibadah dengan layanan terbaik," kata Rusman,.
Sekretaris Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Ramadhan Harisman mengatakan, sejumlah masalah sering kali terjadi dalam pelaksanaan ibadah haji, salah satunya menyangkut penempatan jamaah saat berada di Kota Makkah.
Di samping itu, pelayanan petugas haji juga diatur sesuai zonasi, sebagai upaya memitigasi kendala bahasa yang menjadi masalah selama ini, termasuk menyarankan pemerintah Arab Saudi menyajikan makanan kepada jamaah haji tanah air sesuai dengan kuliner Indonesia.
"Penyesuaian makanan ini agar selera makan jamaah bertambah. Kalau selera makan bagus, maka energi juga pasti bagus. Hal ini sangat mempengaruhi ketika jamaah sedang melakukan perjalanan di titik-titik tertentu," ujar Ramadhan.
Berita Terkait
OJK Sulteng terima 207 layanan konsumen sampai Maret 2024
Kamis, 2 Mei 2024 14:06 Wib
Pemprov Sulteng beri penghargaan pada tenaga kependidikan pada Hardiknas
Kamis, 2 Mei 2024 12:00 Wib
BMKG imbau warga Sulteng gunakan masker untuk hindari dampak abu vulkanik
Rabu, 1 Mei 2024 21:43 Wib
Kemenkumham-Sulteng dan DJKI catatkan alarm likuefaksi sebagai KI
Rabu, 1 Mei 2024 17:13 Wib
Brida Sulteng laksanakan 14 riset selama tahun 2023
Rabu, 1 Mei 2024 13:00 Wib
Pemprov Sulteng koordinasikan terkait upaya pengembangan desa wisata
Rabu, 1 Mei 2024 12:59 Wib
Pemprov-Sulteng masuk nominasi ajang Paritrana AWARD 2024
Rabu, 1 Mei 2024 10:04 Wib
Pemprov-Sulteng tingkatkan pengetahuan SDM dalam inseminasi buatan
Selasa, 30 April 2024 21:19 Wib