Pemkot Palu Prioritas Perbaiki Sekolah

id sekolah, teras

Pemkot Palu Prioritas Perbaiki Sekolah

Siswa belajar di teras sekolah (antaranews)

Ke depannya tidak ada lagi anak-anak yang tidak sekolah karena kekurangan gedung
Palu,  (antarasulteng.com) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu memprioritaskan perbaikan sekolah yang tak layak untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu M Sadly Lesnusa di Palu, Rabu, mengatakan perbaikan sekolah itu ditujukan kepada gedung-gedung yang sudah tua yang kondisinya membahayakan guru ataupun peserta didik.

Dia juga berharap bangunan sekolah yang akan dibangun memiliki konstruksi dua tingkat sehingga bisa ada banyak siswa yang bisa belajar.

"Ke depannya tidak ada lagi anak-anak yang tidak sekolah karena kekurangan gedung," katanya.

Jumlah sekolah tak layak di Kota Palu saat ini sekitar 30 persen dari sekitar 120 gedung, dan setiap tahunnya pemerintah juga melakukan perbaikan, mulai dari tingkat ringan, sedang hingga pemugaran.

Dia juga akan mengusulkan penambahan anggaran pendidikan sekitar 10 persen dari tahun sebelumnya agar kualitas pendidikan bisa meningkat.

Anggaran pendidikan di Kota Palu pada 2014 mencapai Rp86 miliar, dan pada tahun depan diharapkan bisa meningkat sekitar 10 persen.

Saat ini secara nasional subsidi pendidikan dan kesehatan dinaikkan pemerintah seiring dikuranginya subsidi pada bahan bakar minyak (BBM) yang bersifat konsumtif.

"Kita berharap usulan penaikan anggaran pendidikan disetujui oleh DPRD Kota Palu demi pendidikan kita," kata Sadly sebelum mengikuti rapat badan anggaran di DPRD Kota Palu.

Selain pemugaran gedung, Pemerintah Kota Palu juga terus memperbarui data jumlah siswa miskin terkait segera diberlakukannya Kartu Indoensia Pintar.

"Kita belum terima petunjuk dari pemerintah pusat terkait hal itu. Tapi kita terus mempersiapkan," kata Sadly.

Lebih lanjut, dia mengatakan subsidi pemerintah yang salah satunya dialihkan ke bidang pendidikan harus tepat sasaran sehingga manfaatnya bisa dirasakan masyarakat yang kurang beruntung. (skd)