Pemkot Palu siapkan wahana multi layanan kesejahteraan sosial

id Dinsospalu, Pemkotpalu, Romy agung, Sulteng, rumah singga, gelandangan,Pemkot Palu siapkan wahana multi layanan,wahana m

Pemkot Palu  siapkan wahana multi layanan kesejahteraan sosial

Ilustrasi- Sejumlah gelandangan berkeliaran di salah satu ruas jalan di Kota Palu, Jumat (4/12/2020). (ANTARA/Muhammad Arsyandi)

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyiapkan rumah singgah untuk pembinaan dan pendampingan bagi gelandangan dan pengemis serta anak terlantar sebagai wahana multi layanan terintegrasi dalam urusan kesejahteraan sosial.
 
"Rumah singgah kami siapkan berfungsi untuk rehabilitasi sosial bagi pengemis dan gelandangan serta anak terlantar sebagai upaya memberikan jaminan sosial," kata Kepala Dinas Sosial Kota Palu Romy Sandi Agung di Palu, Jumat.
 
Ia menjelaskan, layanan terintegrasi disediakan pemerintah dalam wahana tersebut menyangkut kebutuhan dasar, makanan, sandang maupun layanan data dan pengaduan.
 
Sebagai upaya mewujudkan keadilan sosial, maka pemerintah setempat tidak hanya memberikan perlindungan, tetapi juga memberikan jaminan maupun pemberdayaan sosial guna memutus rantai kesenjangan supaya hidup mereka lebih mandiri.
 
"Program yang kami laksanakan ini untuk warga Kota Palu yang mengalami kesenjangan sosial, dalam artian mereka yang hidup di jalanan seperti gelandangan, pengemis dan orang-orang terlantar," ujar Romy.
 
Sedangkan warga luar daerah, tetap mendapat perlakuan sama dan mendapat pembinaan lewat rumah singgah dengan cakupan layanan pemberian kebutuhan makanan hingga hingga akomodasi pemulangan ke daerah asal.
 
"Mereka berasal dari luar daerah hanya mendapat layanan dasar berupa pangan, dan kami memfasilitasi biaya pemulangan mereka," ujar Romy.
Kepala Dinas Sosial Kota Palu, Romy Sandi Agung. ANTARA/Moh Ridwan
Ia mengemukakan, bagi warga Palu yang dibina di rumah singgah selain mendapat layanan dasar juga di masukkan dalam kepesertaan BPJS kesehatan.
 
Pascarehabilitasi, katanya, Dinas Sosial tetap melakukan penjangkauan dan pendampingan dengan intervensi bantuan modal usaha, maupun kelompok usaha bersama (Kube) sampai mereka terlepas dari Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).
 
"Enam bulan terakhir kurang lebih 120 orang gelandangan, pengemis dan anak jalanan kami bina di rumah singgah. Sebagian besar dari mereka adalah warga luar Sulteng, dan kami sudah pulangkan kepada keluarga masing-masing," demikian Romy.