Tercapainya SDGs pada 2030 butuh kolaborasi lintas negara

id Kemendes PDTT ,SDGs ,Kolaborasi data

Tercapainya SDGs pada 2030 butuh kolaborasi lintas negara

Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI), Kemendes PDTT, Ivanovich Agusta (kanan) dalam High-Level Political Forum on Sustainable Development 2023, di PBB, New York, Amerika Serikat, Senin (10/7/2023) waktu setempat. (ANTARA/HO-Kemendes PDTT)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menilai tercapainya tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada 2030 membutuhkan kolaborasi lintas negara.

"Data penting untuk menginformasikan pengambilan keputusan. Karena itu, kolaborasi strategis, global, dan multipihak diperlukan guna memastikan ketersediaan data," ujar Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Kemendes PDTT, Ivanovich Agusta dalam keterangannya di Jakarta, Senin malam.

Selain data, kata dia, perihal praktik terbaik sebagai pendekatan penyusunan kebijakan berbasis data juga penting untuk diinformasikan.

Ia menambahkan pencapaian SDGs juga membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perlu melibatkan pendanaan di luar pemerintah.

"Pembiayaan inovatif seperti obligasi hijau dan SDGs Bond sangat berpotensi menutup kesenjangan pembiayaan," kata Ivanovich dalam High-Level Political Forum on Sustainable Development 2023, di PBB, New York, Amerika Serikat, Senin waktu setempat.

Saat ini, katanya, Indonesia sedang dalam proses menerbitkan Sukuk SDGs sebagai bentuk pembiayaan syariah yang inovatif, ini dapat dimanfaatkan secara global.

"Di tingkat lokal, Indonesia telah mengoptimalkan Dana Desa guna mendukung pencapaian SDGs," katanya.

Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga terus mempromosikan kebijakan investasi hijau, meningkatkan iklim investasi, serta memajukan penelitian, pengembangan teknologi hijau.

Dalam konteks lebih luas, Ivanovich mengatakan guna meningkatkan ketahanan pangan, Indonesia terus memperkuat cadangan, mengoptimalkan pasokan melalui sentra-sentra produksi, memperbaiki sistem logistik nasional untuk menutup kesenjangan harga, serta memperkuat kemitraan petani dan nelayan dengan pelaku usaha ritel modern guna memperpendek rantai pasok.

Ia menambahkan Indonesia juga meningkatkan produksi tanaman pangan nasional melalui strategi membuka lahan tambahan, mengintensifkan lahan yang ada, serta menciptakan ekosistem pengganti makanan pokok tradisional.

Dalam pertemuan tingkat menteri bertema Percepatan Pemulihan dari Pandemi COVID-19, serta implementasi SDGs 2030 di semua tingkatan itu dihadiri delegasi dari 196 negara.

Indonesia memamerkan hasil-hasil SDGs tingkat nasional sampai desa, serta menyajikan seminar bertajuk Driving Changes at the Local Level: Innovative Approaches to Localize the SDGs.

"Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan semua negara dan pemangku kepentingan dalam mempercepat pencapaian SDGs," kata Ivanovich Agusta.