Beijing (antarasulteng.com) - Kapal listrik berkapasitas 2.000 ton diluncurkan di Guangzhou, Ibu Kota Provinsi Guangdong, China.
Media resmi setempat, Selasa, mengklaim kapal yang pertama kali diluncurkan pada Sabtu (11/11) itu sebagai kapal listrik berkekuatan besar pertama di dunia.
Panjang kapal yang mencapai 70,5 meter dengan bobot 600 ton itu dapat berlayar hingga 80 kilometer setelah baterainya diisi ulang selama dua jam, demikian laporan People`s Daily.
Kapal tersebut mampu mengangkut batu bara termal di alur Sungai Mutiara. Kapal itu digerakkan oleh baterai litium seberat 26 ton yang mampu menghasilan daya 2.400 kilowatt per jam.
Sebagaimana kapal-kapal yang sudah meninggalkan bahan bakar fosil, kapal tersebut juga bebas emisi, termasuk karbon, sulfur, dan PM2,5 sehingga dapat digunakan mengangkut penumpang, demikian laman chinanews.com mewartakan.
"Jenis kapal seperti ini mempertimbangkan keserasian antara manusia dan alam serta mampu melindungi kualitas air dan biotanya. Hal ini bisa ditiru oleh kapal-kapal lainnya," kata Wang Yongchen, pemerhati lingkungan di Beijing, sebagaimana dikutip Global Times.
Terkait adanya perubahan pola tersebut, Pemerintah Provinsi Hunan pada 2015 telah menarik seluruh kapal penumpang dan kargo agar ada perbaikan pada sistem pengolahan limbah guna melindungi kualitas air sungai, demikian laporan Hunan Daily.(skd)
Berita Terkait
Kemenhub gandeng BKI kerja sama pemeliharaan kapal negara
Jumat, 3 Mei 2024 14:17 Wib
Kapal pesiar singgahi Bali pada periode libur Lebaran 2024
Kamis, 11 April 2024 10:14 Wib
Basarnas Palu libatkan KN SAR Bhisma perkuat Siaga SAR Lebaran
Selasa, 9 April 2024 16:07 Wib
Sensasi mudik menggunakan kapal laut Ambon - Jakarta
Minggu, 7 April 2024 20:54 Wib
Pelni imbau calon penumpang tidak beli tiket kapal dari medsos
Rabu, 3 April 2024 13:35 Wib
Polisi dalami kasus ledakan kapal di bawah jembatan Ampera
Selasa, 2 April 2024 8:08 Wib
Pengiriman buah pisang ke Kalimantan
Senin, 1 April 2024 21:18 Wib
Kemlu RI pastikan segera pulangkan 6 ABK WNI yang tenggelam di Jepang
Kamis, 28 Maret 2024 9:31 Wib