Jakarta (antarasulteng.com) - Lembaga survei nasional Poltracking menempatkan
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan sebagai kandidat calon
wakil presiden (cawapres) yang potensial pada Pemilihan Presiden
(Pilpres) 2019.
"Nama Budi Gunawan masuk bursa cawapres yang mampu melewati
elektabilitas beberapa tokoh politik yang sudah lama berkecimpung," kata
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha di Jakarta,
Minggu.
Hanta menyebutkan nama Gatot Nurmantyo menduduki posisi pertama
sebagai kandidat cawapres dengan elektabilitas 13,7 persen disusul Agus
Harimurti Yudhoyono 13,2 persen dan Anies Baswedan 13,2 persen.
Beberapa nama lainnya yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
(3,5 persen), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (2,8 persen), Kepala
BIN Jenderal Pol Budi Gunawan (2 persen), Ketua Umum PKB Muhaimin
Iskandar (1,8 persen) dan Menko PMK Puan Maharani (1,2 persen).
Poltracking juga menggelar survei terhadap calon presiden periode
8-15 November 2017 dengan jumlah responden sebanyak 2.400 orang dan
tingkat margin error sebesar dua persen, serta tingkat kepercayaan
mencapai 95 persen.
Hasilnya, Joko Widodo menempati posisi pertama sebesar 41,5 persen,
Prabowo Subianto (18,2 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (3,9 persen),
Gatot Nurmantyo (3,1 persen), Anies Baswedan (3 persen), Budi Gunawan
(0,3 persen), Zulkifli Hasan (0,2 persen) dan Puan Maharani (0,1
persen).
Poltracking menganalisa kinerja pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla
menunjukkan 70 persen menyatakan puas, 17,6 persen tidak puas dan 11,9
persen tidak tahu.
Survei lainnya tingkat pemilih terhadap partai politik jika
Pemilihan Legislatif dilakukan pada Minggu (26/11) maka PDI Perjuangan
meraih 23,4 persen, Gerindra (13,6 persen), Golkar (10,9 persen), PKB
(5,1 persen), Demokrat (4,2 persen), NasDem (3 persen), PKS (2,6
persen), PAN (2,1 persen), PPP (2,1 persen), Perindo (1,3 persen),
Hanura (0,7 persen), PSI (0,7 persen) dan PBB (0,2 persen).
Sementara survei terhadap permasalahan utama yang dihadapi
masyarakat Indonesia yakni harga kebutuhan bahan pokok (44,9 persen),
kesulitan lapangan kerja (22,1 persen), biaya pengobatan mahal (7,8
persen), biaya pendidikan (6,5 persen) dan sarana transportasi yang
tidak memadai (4,6 persen).
Berita Terkait
Kemen PUPR: Bandara VVIP IKN berpotensi jadi bandara komersial
Selasa, 7 Mei 2024 7:47 Wib
Menag bertolak ke Saudi cek persiapan akhir layanan di tanah suci
Selasa, 7 Mei 2024 7:12 Wib
BMKG prakirakan hujan guyur mayoritas kota besar hari ini
Selasa, 7 Mei 2024 7:11 Wib
50 penari berbagai daerah lolos final audisi Pagelaran Sabang Merauke
Senin, 6 Mei 2024 14:42 Wib
Keluarga karyawan BUMN berperan bagi pembangunan ekonomi bangsa
Senin, 6 Mei 2024 7:03 Wib
BMKG prakirakan mayoritas kota besar turun hujan ringan hingga lebat
Senin, 6 Mei 2024 6:58 Wib