Boeing B-777 "Triple Seven", Paling Jauh Pertama Di Badan Lebar

id pesawt

Boeing B-777 "Triple Seven", Paling Jauh Pertama Di Badan Lebar

Profil salah satu Boeing B-777-200ER Malaysia Airlines. Varian B-777 series inilah yang dinyatakan hilang kontak pada penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing, Sabtu siang. (wikipedia.org)

Jakarta (antarasulteng.com) - Kabar cukup mengejutkan penerbangan dunia datang dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu siang ini; setelah Boeing B-777-200 bernomor penerbangan MH370 dari Malaysia Airlines rute Kuala Lumpur-Beijing dinyatakan hilang kontak pada pukul 02.41 waktu setempat dengan 153 pemakai jasa penerbangan dan belasan awak kabin di dalamnya. 

Diperkirakan, Boeing-777-200 itu hilang kontak di wilayah udara di atas perairan antara Malaysia dan Viet Nahm, setelah dia berada dalam kendali Pusat Pengendalian Wilayah Udara Bandara Subang, Malaysia. 

MH370 diketahui lepas landas secara baik pada pukul 12.41 dari Kuala Lumpur dan hilang kontak sekitar dua jam kemudian. 

Boeing Commercial Airplanes, divisi pesawat komersial Boeing Corporation, terus memonitor dan mengerahkan para ahlinya untuk menjejaki keberadaan MH370 ini. 

Bagi Boeing, "kisah" ini bisa cukup menentukan dalam kelanjutaan persaingannya dengan rival utamanya, Airbus dari Eropa. 

Boeing B-777-200 merupakan varian pertama pesawat terbang komersial jarak jauh badan lebar bermesin kembar, yang prototipenya sudah diuji terbang sejak 1994-an dan meraih sertifikasi kelaikan udara dari Federal Aviation Agency pada awal 1997. 

Mesin kembar merupakan solusi Boeing atas visinya penerbangan hemat bahan bakar dan ramah lingkungan, yang memungkinkan pesawat terbang berkapasitas 314-451 orang (tergantung konfigurasi kelas), terbang antara 5.235-9.380 mil laut (setara 9.695-17.372 kilometer lurus). 

Dalam konfigurasi maksimal pada seri terkini, Boeing B-777-ER (jumlah penumpang dan beban optimum), jika dia diterbangkan dari Sabang, Aceh, maka dia masih bisa terbang kembali ke Sabang setelah mendarat di Merauke, Papua, dengan kecepatan jelajah ekonomis 555 mil laut/jam (890 kilometer/jam) pada ketinggian jelajah optimum antara 33.000-35.000 kaki di atas permukaan laut. 

Itupun dia masih bisa menempuh separuh jarak Sabang-Merauke lagi; bisa dikatakan sangat irit untuk pesawat terbang badan lebar-lorong ganda seperti dia. 

Boeing menawarkan konsep baru berpenerbangan kepada operator penerbangan dunia dan penumpang, yang memungkinkan beragam konfigurasi dibentuk sesuai keperluan. 

Beberapa "rahasia" performansi itu ada pada rancangan aerodinamika, material, mesin berdiameter bilah turbin besar, dan sistem manajemen penerbangan yang ditanamkan secara terpadu. 

Boeing menawarkan beberapa tipe mesin yang ditempatkan di pilon sayap dengan tabung buangan bergerigi, GE90-115B dari General Electric, atau Trent 8104 dari Rolls-Royce, dengan kebebasan opsi lain sesuai keinginan operator pemesan. 

Triple Seven adalah nama populer yang disematkan Boeing kepada B-777 series, dengan United Airlines sebagai operator pertama pada 14 Oktober 1994. 

Malaysia Airlines, menjadi operator pertama di Asia Tenggara dengan kedatangan perdana B-777-200ER pada 2 April 1997; yang meminta "seri khusus" B-777-200ER. Kini mereka mengoperasikan 15 unit B-777-200ER yang diterbangkan ke rute regional ASEAN dan Asia, Eropa, serta Australia. 

Saat itu, B-777-200ER pesanan Malaysia Airlines itu diterbangkan tanpa henti dari hanggar pabriknya, di Boeing Field, Seattle, Amerika Serikat, ke Kuala Lumpur, sejauh 10.823 mil laut (20.044 kilometer) selama 21 jam dan 23 menit penerbangan.

Pada sisi kompetitor utamanya, Airbus Industrie, "jawaban" atas B-777 series ini adalah Airbus A-330 atau A-340 (satu-satunya seri Airbus yang bermesin empat laiknya Boeing B-747 series Jumbo Jetsyang legendaris itu). 

Boeing dalam dokumentasinya, menyatakan, sejak awal program Triple Seven ini digagas, mereka sangat ingin mewujudkan varian pesawat terbang jarak sangat jauh namun relatif rendah biaya operasional. 

Derivat pertama Triple Seven adalah B-777-100 yang masih lebih "boros" dan berdaya muat lebih rendah ketimbang adik-adiknya. 

Kedua hal ini dientaskan sejalan 10 pesanan pasti Air France yang meminta Boeing mewujudkan program B-777X, yang kemudian dinamakan B-777-300ER (extended range) pada 29 April 2004, yang telah lulus sertifikasi FAA dan European AviationSafety Agency. 

Varian jarak jauh alternatif ditawarkan Boeing, yaitu B-777-LR (long range), yang memecahkan rekor penerbangan jarak jauh, 21.602 kilometer dari Hong Kong ke London. 

Pada masa itu, Boeing juga membuat varian kombinya, B-777-F (freighter) berbasis B-777-200. Sampai ketiga seri ini dibuat pada 2008, Boeing mencatat 350 unit diakuisi operator penerbangan dunia. 

Hingga pemesanan akhir 2011, Boeing menyerahkan B-777 series ke-1.000 untuk Emirates yang dilaksanakan pada Maret 2012. 

Yang menarik, aspek commonality dan interoperabilitas dikembangkan Boeing untuk "kelas" baru andalan masa depan mereka, Boeing B-787 Dreamliner

Pilot dan kopilot serta awak kabin dan petugas teknik ber-rating B-777 series bisa mengoperasikan B-787 Dreamliner; sebagai bagian strategi mereka menghadapi Airbus A-350XWB. 

Sejak tuntutan awal diajukan 10 maskapai penerbangan bear dunia, All Nippon Airways, American Airlines, British Airways, Cathay Pacific Airways, Delta Air Lines, Japan Airlines, Qantas, dan United Airlines, untuk program B-777 series ini, Boeing telah menerapkan konsep baru operasionalisasi, perawatan, dan sistem manajemen penerbangan. 

Boeing juga melibatkan perusahaan Prancis, Dassault Systemes dalam perancangan memakai perangkat lunak CAD dan CATIA, bersama IBM International. 

Melalui rancangan itu, B-777 series mengoptimalkan sistem perancangan masa depannya, dinamakan FlyThru, yang lalu beralih nama International Visualization Tool. 

Aspek politis internasional juga bicara dalam perancangan dan pengembangan serta pembangunan B-777 series ini. 

Karena tiga maskapai penerbangan Jepang menjadi "pemesan utama", maka perusahaan-perusahaan Jepang juga dilibatkan, di antaranya Mitsubishi Heavy Industries, Kawasaki Heavy Industries (panel fuselage utama), dan Fuji Heavy Industries (seksi sayap utama), selain perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan Eropa. 

Dengan tata letak dan efektivitas panel-panel kendali ringkas, B-777 diakui cukup mengubah konsep pengendalian pesawat terbang badan lebar dunia. 

Yang cukup mencuri perhatian adalah penerapan konsep flight envelope protection, sistem yang memandu pilot menginput parameter operasional berbasis kalkulasi komputer pada sisi kendali sistem fly-by-wire. 

Sistem inilah yang diandalkan bisa mengatasi kondisi stall B-777 series dan memungkinkan dia bermanuver secara cukup ekstrim dalam keadaan memaksa; plus sistem mekanis cadangan oleh pilot melalui stik kendali di satu sisi (bukan di tengah) yang melawan "pakem" Boeing sebelumnya. 

Dipadukan kemiringan sayap hingga 31,6 derajad dan aerofoil superkritikal, dia semakin efisien terbang pada kecepatan Mach 0,83-0,84 (kecepatan suara).

Salah satu prinsip rancangan sayap yang dijagokan Boeing pada B-777 series ini adalahaerofoil lebih tipis namun bentang sayap lebih panjang; memungkinkan dia melaju lebih efisien dengan beban muat lebih berat. 

Pada varian B-777X, bahkan "rancangan bersama" dengan sayap B-787 Dreamliner diterapkan, pun dengan bahan kompositnya. 

Interior di dalam memang dikenal sangat lega, jarak antar kursi pada kelas ekonomi bisa pada kisaran 34-36 inci, lebih dari cukup untuk sekedar meluruskan kaki bagi kebanyakan tubuh orang Asia. 

Dapur di tiga posisi fuselage juga sangat memungkinkan awak kabin memberi layanan maksimal karena dimensi ruang dan tata ruangnya yang sangat fleksibel. 

Kembali ke MH370, sampai saat ini otoritas penerbangan Malaysia ataupun China belum mengumumkan kondisi terakhir B-777-200 Malaysia Airlines itu. (Skd)