"Ada banyak keluhan, saran, serta masukan yang kami terima dari pelaku home industri dan UMKM saat kami melaksanakan reses caturwulan III masa sidang tahun 2020," kata Mutmainah, di Palu, Rabu.
Dia mengatakan saat dirinya melaksanakan reses di Kelurahan Mamboro dan Kelurahan Kayumalue Pajeko, Kota Palu, para pelaku industri rumahan dan UMKM menyarankan agar kiranya ada kebijakan untuk dukungan akses permodalan terhadap usaha yang mereka kelola.
"Mereka perlu dibantu peralatan, peningkatan kapasitas dan pemberian akses untuk mendapat modal dan pemasaran," ujarnya.
Utamanya, sebut dia, komponen perempuan yang bertindak sebagai pelaku usaha industri rumahan, yang di masa pandemi COVID-19 menjadi satu komponen yang paling terdampak.
Mutmainah mengatakan, pembangunan daerah harusnya memperhatikan komponen perempuan dan berorientasi pada pemenuhan hak, yang dalam teknisnya perlu mengedepankan skema partisipatif.
Menurutnya perempuan yang terlibat sebagai pelaku usaha rumahan dan UMKM diakomodir dalam rencana pembangunan daerah, sehingga usaha yang dikembangkan benar-benar mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
"Sehingga program dan kebijakan yang ada benar-benar menghasilkan sebuah perubahan yang cukup signifikan utamanya dalam perbaikan kehidupan ekonomi pascabencana apalagi pendemi COVID-19," ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa komponen pemuda juga membutuhkan ruang kreasi di pandemi COVID-19, yang sejauh ini belum mendapat perhatian penuh dari pemerintah.
"Mereka pemuda di tingkat kelurahan bergerak sendiri tanpa ada dukungan full di saat ini, semangat berkreasi itu sangat luar biasa," sebutnya.
Dalam reses itu, Mutmainah turut menyalurkan bantuan sembako kepada kelompok perempuan dan pemuda di dua kelurahan tersebut, dalam rangka membantu kebutuhan pangan mereka di pandemi COVID.
