Jakarta (antarasulteng.com) - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Prof Dr Iskandar Zulkarnain mengatakan Indonesia butuh satu pusat data
dan informasi ilmiah nasional untuk menyatukan data hasil penelitian dan
pengembangan yang tercecer dan memperkuat acuan pembangunan
berkelanjutan di masa depan.
"Kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia sebagai upaya
menjawab tantangan pengembangan berkelanjutan perlu fokus dan ditunjang
data dan informasi ilmiah yang lengkap. Kita tidak bisa lakukan itu jika
data tersebar di berbagai isntitusi dan sulit diakses," katanya dalam
lokakarya Pusat Dokumentasi Informasi Ilmiah LIPI Sebagai Pusat Data dan
Informasi Iptek Nasional di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan saat ini data-data penelitian dan pengembangan masih
tercecer, bukan hanya di lembaga-lembaga riset tetapi juga di berbagai
instansi dan peneliti.
Ketersediaan satu lembaga untuk mengelola data ilmiah secara nasional, menurut dia, tidak bisa ditunda.
"Kita butuh satu institusi yang bisa menyediakan data dan informasi
tersebut begitu penting karena ketersediaan dan kemudahaan itu perlu
disediakan satu institusi sehingga dapat dikelola baik secara
sistematis, berkelanjutan, dan mudah diakses. Sistem ini kita kenal
dengan pelayanan satu pintu untuk layanan optimal," kata Iskandar.
Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Bambang Subiyanto mengatakan data dan informasi ilmiah yang tercecer sangat merugikan Indonesia.
"Banyak data (mentah) kita bocor ke luar negeri begitu saja. Contoh
di Wakatobi 100 peneliti asing masuk tanpa diketahui Kemristek, kalau
terus seperti ini bahaya sekali buat Indonesia, semoga tidak terjadi
lagi di masa depan," ujar dia.
Data-data dari peneliti-peneliti di perguruan tinggi pun, menurut dia, belum terkelola dengan baik.
Oleh
karena itu, ia melanjutkan, tugas pembinaan dan penyediaan jasa
informasi ilmiah Pusat Dokumentasi Informasi Ilmiah (PDII) LIPI menjadi
penting.
"Kegiatan utama PDII ini memberikan jasa dokumentasi, informasi,
dan pembinaan pengelolaan data dan informasi ilmiah. Jadi, PDII LIPI ini
bukan perpustakaan loh ya, selama ini mahasiswa datang ke sini masih
menganggap LIPI seperti perpustakaan," ujar dia.
Ia memberi masukan agar data dan informasi ilmiah nasional juga
mulai dibuat secara digital dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
telekomunikasi sehingga mereka yang berada di pelosok juga dapat
mengakses melalui layanan Internet.(skd)
LIPI: data hasil penelitian nasional masih tercecer
Pengembangan berkelanjutan perlu fokus dan ditunjang data dan informasi ilmiah yang lengkap. Kita tidak bisa lakukan itu jika data tersebar...