Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat menyebut limbah anorganik bisa ditukar dengan uang di bank sampah sepanjang warga melakukan pemilahan terlebih dahulu.
Limbah anorganik yang diterima bank sampah berupa kertas, kardus, plastik kresek, plastik keras, besi kaleng, botol, tutup botol berbahan aluminium ringan, dan tembaga.
"Semua jenis sampah anorganik bisa ditukar uang di bank sampah sepanjang sebelum diserahkan dipisah-pisahkan terlebih dahulu," jelas Subarna Martadinata selaku Petugas pengawas Sudin Lingkungan Hidup (LH) sekaligus Pengurus Bank Sampah Induk Satu Hati Divisi Sosialisasi di Jakarta, Selasa.
Setelah sampah dipisahkan, warga bisa menghampiri 803 bank sampah unit yang tersebar di setiap RW, kelurahan, Kecamatan ataupun sekolah-sekolah.
Di bank sampah, lanjut Subarna, sudah tersedia tiga unit keranjang yang diperuntukkan untuk beberapa jenis sampah.
"Biasanya ada tiga keranjang. Keranjang merah itu buat sampah B3, hijau buat organik, dan kuning ini sampah yang laku di bank sampah yaitu sampah anorganik," jelas Subarna.
Di bank sampah, petugas akan memberikan informasi terkait berapa harga jenis sampah anorganik per kilonya.
Berdasarkan data yang diterima Antara dari Subarna, harga sampah jenis anorganik ini bervariasi. Paling murah dihargai Rp250 per kilogram untuk jenis botol beling.
Paling tinggi yakni sampah dengan jenis tembaga merah dan tembaga bakar dengan harga Rp68.000 per kilogram.
Setelah itu, pihak Sudin LH akan menjemput sampah dari setiap bank sampah unit untuk diantar ke bank sampah induk yang berlokasi di Asrama Dinas Lingkungan Hidup, Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat.
Di sana lah sampah anorganik akan didaur ulang oleh pihak swasta yang telah bekerja sama dengan pemerintah kota dan provinsi.
Nantinya pihak bank sampah induk akan menghitung total berat sampah dari setiap bank sampah unit. Berat total itu nanti akan dikalkulasikan menjadi sejumlah uang yang akan dikirim ke setiap bank sampah unit.
Subarna melanjutkan pembagian uang tersebut sesuai dengan kesepakatan pihak pengurus bank unit dengan warga.
"Nah nanti bank sampah unitnya kan langsung berhubungan dengan warga tuh, ada yang sesuai kesepakatan," jelas dia.
Dia pun mencontohkan ada beberapa pengurus bank sampah tingkat RW yang sepakat dengan warga agar uang tersebut ditabungkan.
Beberapa wilayah juga ada yang langsung membagikan uang tersebut ke setiap warga.
Subarna mengatakan program ini cukup efektif membantu pemerintah mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang.
Dia berharap masyarakat semakin antusias berkontribusi dalam program ini demi memudahkan pemerintah mengurangi jumlah sampah.
Berita Terkait
Produsen AMDK serahkan mobil pengangkut sampah untuk Masjid Istiqlal
Sabtu, 6 April 2024 21:53 Wib
Bantuan beras untuk pemulung di TPA Kawatuna Palu
Selasa, 2 April 2024 19:19 Wib
Tukar sampah plastik dengan takjil
Jumat, 29 Maret 2024 20:48 Wib
Palu tata lingkungan huntap Petobo supaya tidak kumuh
Sabtu, 23 Maret 2024 15:14 Wib
Bupati Morut serahkan dua tambahan mobil pengangkut sampah ke Dinas LH
Selasa, 19 Maret 2024 15:11 Wib
Satpol PP Kota Palu: Sidak kebersihan tetap dilaksanakan saat bulan puasa
Sabtu, 16 Maret 2024 3:24 Wib
DLH Parigi Moutong: Adipura adalah instrumen tata kelola lingkungan
Senin, 11 Maret 2024 15:03 Wib
Pemkab-Sigi ajak masyarakat peduli lingkungan dengan tangani sampah
Sabtu, 9 Maret 2024 11:39 Wib