London (ANTARA) - Kota New York telah memperpanjang keunggulannya di antara pusat keuangan top dunia, dengan runner up London kalah dari saingan yang semakin kompetitif di Amerika Serikat dan Asia, Indeks Pusat Keuangan Global (GFCI) menunjukkan pada Kamis.
Indeks dari lembaga pemikir Z/Yen Group dalam kemitraan dengan China Development Institute menunjukkan ibu kota keuangan AS memegang posisi teratas dengan 759 poin, turun 3 poin dari posisi enam bulan lalu.
Pemeringkatan didasarkan pada survei dan 150 faktor, dengan ukuran kuantitatif dari Bank Dunia, The Economist Intelligence Unit, OECD, dan PBB.
London bertahan di tempat kedua meskipun kehilangan 14 poin menjadi 726. Penurunan serupa di waktu berikutnya akan menempatkannya di belakang Hong Kong, Shanghai dan Los Angeles, dan setara dengan Singapura, berdasarkan penampilan mereka saat ini.
London kini menjadi satu-satunya pusat Eropa yang masuk 10 besar setelah Shenzhen menggantikan Paris di peringkat 10.
GFCI mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan mempengaruhi peringkat masa depan untuk Moskow dan St Petersburg, yang kemungkinan akan turun setelah masing-masing berada di peringkat 50 dan 110, kali ini.
Peringkat London telah diawasi ketat sejak kepergian Inggris dari Uni Eropa, yang sebagian besar memutuskan sektor keuangan Inggris dari blok tersebut.
Dalam indeks peringkat fintech GFCI, sektor yang diprioritaskan Inggris dalam upayanya untuk menjaga London tetap menarik, New York dan Shanghai masing-masing mempertahankan posisi pertama dan kedua, sementara Beijing dan San Francisco mengambil alih London untuk mengambil tempat ketiga dan keempat.
Brexit menyebabkan seruan dari bank-bank untuk Inggris meningkatkan daya saing ibu kota, dengan aturan pencatatan sudah dilonggarkan.
Kementerian keuangan Inggris berencana untuk memberi regulator kewenangan daya saing formal, meskipun menjaga keamanan bank, perlindungan konsumen, dan ketertiban pasar akan tetap menjadi prioritas utama mereka.
"Tujuan utama untuk mempromosikan daya saing adalah benar-benar ide yang buruk," kata Deputi Gubernur bank Sentral Inggris (BoE) Sam Woods minggu ini.
Berita Terkait
Pakar: Sri Mulyani bakal calon kepala daerah perempuan yang potensial
Jumat, 10 Mei 2024 15:11 Wib
Bawaslu Sulteng: pengelolaan keuangan harus tertib administrasi
Senin, 6 Mei 2024 16:26 Wib
OJK Sulteng terima 207 layanan konsumen sampai Maret 2024
Kamis, 2 Mei 2024 14:06 Wib
Kinerja sektor keuangan di Sulteng tumbuh positif Februari 2024
Selasa, 30 April 2024 15:29 Wib
FKUB upayakan Sulteng sebagai daerah dengan indeks kerukunan tertinggi di Indonesia
Senin, 29 April 2024 22:09 Wib
BI Sulawesi Tengah berdayakan UMKM untuk mencapai tujuan GBBI
Senin, 22 April 2024 10:25 Wib
BI ajak warga Sulteng manfaatkan QRIS bertransaksi di momen lebaran
Senin, 8 April 2024 4:13 Wib
Bank Indonesia libatkan 13 perbankan layani penukaran uang di Sulteng
Selasa, 2 April 2024 12:25 Wib