PBB, New York (antarasulteng.com) - Microsoft pada Rabu (11/5) menyatakan tak ada senjata pamungkas yang akan menghentikan penggunaan Internet oleh pelaku teror.
Stephen Crown, Wakil Presiden Microsoft Corporation, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa bagi industri Internet, tantangan komunikasi dan propaganda teror menciutkan hati.
"Seandainya ada penyelesaian yang mantap, industri tentu telah memanfaatkannya," kata Crown dalam debat di Dewan Keamanan mengenai kontra-terorisme, sebagaimana dikutip Xinhua.
"Tapi tak ada satu jawaban pun; tak ada senjata pamungkas yang akan menghentikan teroris menggunakan Internet."
Ia mengatakan hal lain yang tidak menguntungkan ialah tak ada definisi yang diterima secara universal mengenai terorisme atau ekstremisme, baik di tingkat regional maupun di tingkat internasional.
Menurut statistik yang diberikan oleh Crown, dalam waktu 15 menit setelah serangan Paris tahun lalu, ada 7.500 "tweet"; dalam waktu dua pekan, ada satu juta orang yang melihat video di Internet dan memuji serangan tersebut.
Dewan Keamanan pada Rabu meminta "kerangka menyeluruh internasional" guna menanggulangi propaganda oleh kelompok teror untuk memotivasi orang lain melakukan serangan teror.
(T.C003/B/C003/C003)
Berita Terkait
Kasus peretasan Twitter diduga libatkan remaja lain
Kamis, 3 September 2020 7:48 Wib
Serangan virus pada intranet pertahanan Spanyol berniat curi data
Selasa, 26 Maret 2019 21:49 Wib
KPU: serangan "hacker" tidak ganggu proses pemilu
Rabu, 13 Maret 2019 15:24 Wib
Tim "Hacker" ITB wakili Indonesia ke Thailand
Jumat, 29 September 2017 12:51 Wib
"Ghost Telephonist" memungkinkan hacker ambil alih nomor telepon Anda
Selasa, 1 Agustus 2017 8:26 Wib
Programer komputer Rusia ditangkap diduga terlibat peretasan pilpres AS
Senin, 10 April 2017 9:38 Wib
Data 1 miliar pengguna Yahoo dibobol hacker
Jumat, 16 Desember 2016 9:00 Wib
70.000 Server Organisasi Milik 173 Negara Diperjualbelikan Hacker
Kamis, 16 Juni 2016 8:35 Wib