Pemprov Sulteng harap petani antisipasi El Nino dengan maksimalkan luas tanam

id Pertanian, El Nino, perubahan iklim, dinas TPH, tanaman pangan, hortikultura, pangan, Nelson Metubun, Pemprov Sulteng

Pemprov Sulteng harap petani antisipasi El Nino dengan maksimalkan luas tanam

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah (Sulteng) Nelson Metubun. ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng) mengharapkan petani memaksimalkan percepatan tanam dan memaksimalkan capaian target luas tanam April-September 2023 guna mengantisipasi dampak El Nino yang dapat mempengaruhi produksi pertanian.
 
"Langkah ini sebagaimana instruksi Menteri Pertanian mengantisipasi dampak El Nino yang menurut prediksi BMKG terjadi kekeringan cukup panjang pada pertengahan tahun," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun, di Palu, Jumat, menanggapi ancaman El Nino.
 
Guna menyerentakkan langkah antisipasi, maka Dinas TPH Sulteng mengeluarkan surat Nomor: 520/8909-V//DIS TPH perihal antisipasi musim kemarau 2023 dan El Nino lemah.
 
Menurut dia, meski El Nino lemah, upaya antisipasi menjadi bagian penting dalam menjaga produksi dan produktivitas pertanian supaya dampak ditimbulkan tidak mempengaruhi secara luas
 
"Imbauan ini sudah kami sampaikan kepada pemerintah daerah (pemda) di 13 kabupaten/kota di Sulteng. Mulai saat ini kita sudah harus berbenah/mengantisipasi kemungkinan potensi tersebut," ujarnya pula.
 
Ia juga meminta instansi teknis terkait di wilayah Sulteng segera memastikan sarana produksi (saprodi), alat dan mesin pertanian (alsintan) serta sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)/penanganan dampak perubahan iklim, termasuk penanganan panen dan pasar.
 
Kemudian, memanfaatkan benih in situ untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing-masing, serta memastikan ketersediaan benih toleran kekeringan, seperti Varietas Inpago 5, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpari 10 Laeya, Rindang 1 Agritani, Rindang 2 Agritani, dan varietas lokal sejenisnya maupun varietas tahan organisme pengganggu tanaman (OPT) endemis.
 
Selain dari sisi perbenihan, petani juga diminta mengoptimalkan pemanfaatan sumur pompa, sumur suntik, biopori, embung dan longstorage, dalam mendukung ketersediaan air.
 
"Dinas tanaman pangan di kabupaten/kota juga perlu membangun koordinasi dengan instansi lain terkait sistem pengairan, perbaikan drainase, optimalisasi infrastruktur, penyiapan pompa, panen air maupun penerapan teknologi hemat air guna membantu petani menjaga eksistensi pertanian bila sewaktu-waktu terjadi situasi genting," ujar Nelson.