Dinas TPH sebut 222.718 hektare luas tanam padi di Sulteng 2023

id Petani, luas panen, luas tanam, pertanian, padi, sawah, dinas TPH, Pemprov Sulteng, Nelson Metubun ,Pangan

Dinas TPH sebut 222.718 hektare luas tanam padi di Sulteng 2023

Petani menebarkan pupuk Urea pada tanaman padinya yang baru tumbuh di Desa Porame, Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (20/1/2023). ANTARA/Basri MarzukiĀ 

Palu (ANTARA) -
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah mencatat 222.718 hektare luas tanam padi oleh petani di provinsi ini tahun 2023 atau meningkat dibanding tahun sebelumnya.


 


"Luas tanam ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2022 sekitar 140.100 hektare," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Jumat


 


Ia mengemukakan, peningkatan luas tanam tidak terlepas dari kemauan petani mengolah lahan untuk meningkatkan produktivitas dalam menjaga ketahanan pangan daerah.


 


Hingga saat ini, pertanian masih menjadi sektor unggulan di Sulteng, selain sektor perikanan dan pertambangan.


 


Oleh karena itu, pemerintah mendukung langkah petani menggenjot kemajuan produksi. Sebagai bentuk dukungan, pemerintah telah melakukan intervensi subsidi pupuk, bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan), termasuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) petani lewat berbagai pelatihan.


 


Menurut data Dinas TPH, dari 13 kabupaten di Sulteng, luas tanam padi tertinggi berada di Kabupaten Parigi Moutong yakni 58.197 hektare dengan sasaran luas panen 55.287 hektare, kemudian luas tanam di Kabupaten Banggai 46.344 hektare dengan sasaran luas panen 44.028 hektare.


 


Luas tanam di Kabupaten Poso 27.625 hektare, sasaran luas panen 26.244 hektare, Kabupaten Sigi luas tanam 21.608 hektare, Kabupaten Donggala seluas 20.435 hektare.


 


"Dari 13 daerah di Sulteng, luas sasaran panen padi diproyeksikan 211.582 hektare. Kota Palu merupakan daerah terendah target luas tanam hanya sekitar 345 hektare, karena daerah perkotaan yang sepenuhnya mengandalkan sektor jasa," tutur Nelson.


 


Pada upaya peningkatan produksi, katanya, petani di daerah sentra saat ini telah mengadopsi indeks pertanaman 400 (IP400), dengan pola tanam dan panen dilaksanakan empat kali dalam setahun.


 


"Program ini untuk menggenjot produksi, yang semula hanya tiga kali tanam dan panen dalam setahun, kini digenjot menjadi empat kali. Kami berharap petani semakin inovatif karena berbagai pengembangan SDM sudah di lakukan," demikian Nelson.