Kemlu akan gelar dialog Traktat Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN

id Kemlu RI,ASEAN,TAC,Traktat Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN

Kemlu akan gelar dialog Traktat Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN

Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Yayan G.H. Mulyana (kiri) berbicara dalam pengarahan untuk utusan tetap negara-negara ASEAN, China, India dan Timor Leste di Jakarta, Jumat (23/6/2023). (ANTARA/HO-Kemlu)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri RI akan menggelar dialog untuk membahas perkembangan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia/TAC) di Sekretariat ASEAN di Jakarta pada 6 Juli.

Dialog kebijakan itu digelar oleh Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) dan Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, menurut keterangan Kemlu RI yang diterima pada Minggu.

Kepala BSKLN Yayan Mulyana menegaskan pentingnya merefleksikan perkembangan TAC melalui dialog setelah 47 tahun sejak traktat tersebut disepakati para pemimpin Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN).

Dialog tersebut bakal menjadi forum intelektual bagi para pakar, akademisi, dan pembuat kebijakan untuk bertukar pandangan dan mendiskusikan peluang dan tantangan baru dalam implementasi TAC di masa kini dan masa depan.

“Dialog juga akan memberikan kesempatan bagi para peserta untuk bertukar pengalaman tentang bagaimana TAC dapat berkontribusi untuk memperkuat kerja sama regional dan multilateral dalam menghadapi isu-isu regional dan global yang kompleks dan dinamis,” kata pernyataan tersebut.

Dialog itu akan menghadirkan para pembicara dari negara-negara ASEAN dan para mitra, seperti India dan China, serta beberapa lembaga pemikiran (think tank).

Diskusi itu diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untuk memperkuat traktat dalam memenuhi tujuan TAC, yaitu mempromosikan perdamaian, persahabatan, dan kerja sama antarnegara di tengah situasi dunia yang dinamis.

TAC ditandatangani oleh para pemimpin ASEAN pada 1976 di Bali. Perjanjian itu mencerminkan komitmen kuat ASEAN untuk menghormati kedaulatan, integritas teritorial, non-intervensi, dan penyelesaian damai sengketa di antara negara-negara di kawasan.

TAC juga terbuka untuk ditandatangani oleh negara lain di luar kawasan yang berkepentingan dengan perdamaian dan kerja sama di Asia Tenggara.

Saat ini, 50 negara dan organisasi telah menandatangani TAC, termasuk China, India, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Rusia, dan Uni Eropa.