Warga Tandatangan Janji Perdamaian Di Atas Kain

id nunu, tavanjuka, palu, bentrok

Warga Tandatangan Janji Perdamaian Di Atas Kain

Puluhan anak-anak, remaja dan orang tua warga Nunu dan Tavanjuka, Kota Palu ingin hidup damai dan menyerukan untuk segera menghentikan bentrokan yang berlarut-larut. (ANTARA / Zainuddin)

Kalau bukan meninggal, ya rumah sakit. Kami tidak mendapat emas dari konflik itu. Hanya bikin susah kita semua,"
Palu - Ratusan warga di Kelurahan Nunu, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, yang selama ini terlibat konflik dengan warga di Kelurahan Tavanjuka, Kecamatan Palu Selatan, Senin, menyatakan akan membangun perdamaian di wilayah mereka.

Pernyataan warga tersebut ditandatangani di atas kain sepanduk sepanjang 30 meter. Penandatanganan tersebut berlangsung di jalan-jalan raya.

Di atas kain tersebut tertulis "kami ingin damai". Kain itu kemudian diarak di sejumlah jalan dan lorong di kelurahan tersebut. Ratusan warga dari berbagai tingkatan usia ikut serta membubuhkan tanda tangan mereka.

"Kalau damai kami bisa hidup tenang. Gara-gara konflik terus, kami tidak merasa nyaman," kata Ibu Aci, seorang warga di Jalan Beringin.

"Kalau konflik terus kita tidak bisa kerja, sementara anak-anak banyak yang mau diurus," kata ibu beranak tiga itu.

Aci juga ikut bertandatangan. Ia membawa serta anaknya turun ke jalan untuk bertandatangan.

Warga Nunu tampak antusias menyambut deklarasi perdamaian itu. Demikian halnya anak muda di kelurahan itu mereka ikut mengarak sepanduk mengelilingi lingkungan sekitarnya. Mereka tidak peduli dengan terik matahari yang menyengat.

Puluhan polisi pamong praja yang umumnya berasal dari warga Nunu ikut mengawal spanduk arak-arak spanduk tersebut.

Deklarasi itu juga disaksikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, KH Zainal Abidin.

"Kita berharap media massa juga berperan dalam perdamaian ini," kata Zainal.

Sjumlah pemuda dibantu polisi pamong praja masih terus mengarak sepanduk sepanjang 30 meter tersebut. Mereka menggunakan pengeras suara agar masyarakat mengetahuinya dan bersedia membubuhi tanda tangan di atas kain tersebut.

Nasir, seorang tokoh masyarakat Nunu mengatakan, tidak ada keuntungan yang diperoleh dari konflik antarwarga tersebut.

"Kalau bukan meninggal, ya rumah sakit. Kami tidak mendapat emas dari konflik itu. Hanya bikin susah kita semua," kata Nasir.

Berbagai upaya perdamaian telah dilakukan antarwarga Nunu dan Tavanjuka. Namun bentrokan warga masih kerap terjadi hingga mengakibatkan meninggal dunia dan luka-luka. (A055)