Sulteng Diharap Tingkatkan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi

id miyono

Sulteng Diharap Tingkatkan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi

Kepala BI Sulteng, Miyono sedang memaparkan uang rupiah TE 2016 dihadapan 120 orang personil Polri di Sulteng, Senin (16/1) (www.antarasulteng.com/Humas BI)

Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Miyono berharap pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi di pada 2017.

"Jika kualitas pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan, diharapkan mampu menciptakan pemerataan pembangunan, sekaligus mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan," tutur Miyono yang dihubungi dari Palu, Minggu.

Bank Indonesia, kata Miyono, mengharapkan Pemprov Sulteng dapat melaksanakan beberapa hal di antaranya mendorong industrialisasi pada sektor pertanian, khususnya pada daerah-daerah sentra pertanian.

Menurut dia, itu dapat diwujudkan dengan melakukan modernisasi alat produksi pertanian serta membangun pabrik pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil komoditas pertanian.

Selain itu, dapat memanfaatkan nilai bagi hasil dan keuntungan dari sektor pertambangan pada pembangunan manusia, khususnya di daerah sekitar areal pertambangan, dengan pembangunan sekolah-sekolah kejuruan khusus pertambangan.

"Sulteng juga dapat membangun jalan-jalan penghubung pada daerah sentra pertanian, menuju pasar konsumen khususnya pada daerah-daerah terpencil," ujarnya.

Kemudian pemerintah daerah dapat mengembangkan sektor alternatif sebagai unggulan baru, di antaranya sektor pariwisata yang memiliki potensi besar untuk dikembangan di Sulteng sebagai sektor yang mampu menyerap tenaga kerja.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Sulteng tahun 2016 tumbuh 9,98 persen atau mengalami perlambatan dibanding tahun 2015 sebesar 15,52 persen.

Dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 35,12 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor luar negeri barang dan jasa sebesar 110,66 persen.

Gubernur Sulteng, Longki Djanggola menyatakan pertumbuhan ekonomi Sulteng di tahun 2016 sebesar 9,98 persen dan merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi, baik di kawasan Sulampua maupun tingkat nasional.

Tingkat kemiskinan Sulteng mengalami penurunan, yaitu dari 14,45 persen pada bulan Maret 2016 menjadi 14,09 persen di Bulan september 2016. Meskipun mengalami penurunan, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan presentase kemiskinan nasional pada periode yang sama, yaitu sebesar 10,70 persen.

"Salah satu agenda utama pembangunan daerah kedepan dilaksanakan melalui program pemberdayaan ekonomi rakyat, terutama yang berkaitan langsung dengan masyarakat miskin,"ujarnya.

Dilihat dari kualitas infrastruktur umum daerah, Sulteng masih dibawah rata-rata nasional sebesar 0,42 poin. Oleh karena itu kata Gubernur, pembangunan daerah kedepan salah satunya akan diarahkan untuk membenahi infrastruktur.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulteng masih berada dibawah rata-rata nasional sebesar 2,79 poin. Dalam keyakinan ini, pemerintah daerah diwajibkan untuk lebih serius didalam pembangunan kesehatan maupun pendidikan.