Kepiting budi daya Parigi terkendala akses pasar

id kepiting

Kepiting budi daya Parigi terkendala akses pasar

Kepiting bakau (ilustrasi) (Foto : ANTARA)

Parigi, (Antaranews Sulteng) - Kepiting budidaya atau `crab ball` yang dikembangkan masyarakat di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, masih terkendala akses pasar sehingga baru bisa menjangkau segmen pasar lokal lintas kabupaten/kota.

"Produksi crab ball oleh peternak sudah cukup memadai, tetapi pasarannya masih secara lokal, biasanya konsumen langsung datang ke tempat budi daya," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Parigi Moutong, Sabaruddin Kilis di Parigi, Jumat.

Dia menjelaskan, sejauh ini produktivitas crab ball di tingkat peternak di kabupaten itu sudah cukup menggemberikan, hanya saja kendala yang dialami peternak yakni pemasarannya.

Setiap bulan para peternak panen, lalu dijual kepada pengusahan restoran hingga ke Kota Palu dan sekitarnya.

"Satu ekor kepiting berukuran besar biasanya dijual Rp100.000 sampai Rp 150.000," katanya.

Menurut Sabarudin, budi daya crab ball ini sangat berpotensi mendatangkan untung besar jika dikelolah secara baik dan tentunya ditunjang dengan pemasaran yang luas.

Diperkirakan lahan tambak pengembangan budi daya crab ball di Parigi Moutong mencapai delapan ribu hektare yang juga ditopang dengan ketersediaan bakau sebagai habitatnya.

Sejauh ini pemerintah setempat terus berupaya membentuk kelompok budi daya crab ball, seperti 2017 lalu sejumlah wilayah telah memiliki kelompok peternak crab ball.

Olehnya tahun ini Pemkab Parigi Moutong akan melakukan promosi untuk meningkatkan daya jual sehingga permintaan pasar meningkat.

Lebih lanjut Sabaruddin menjelaskan, pengembangan budi daya crab ball ini pihaknya akan bekerja sama lintas sektoral antara Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan desa setempat.

Ketiga instansi ini akan bersinergi melakukan berbagai hal untuk mematangkan proses perencanaan agar pengembangan budi daya kepiting itu meningkat.