Presiden: karakter kebangsaan bentengi pengaruh negatif

id jokowi

Presiden: karakter kebangsaan bentengi pengaruh negatif

Dokumentasi, Presiden saat hadir dalam acara PPP di Balairung University Training Centre (UTC), Kota Semarang, Sabtu (14/4). (Foto: BPMI)

Saya kira nilai-nilai yang kita miliki, nilai-nilai agama, nilai-nilai budaya, norma-norma yang kita miliki itulah yang akan membentengi masuknya nilai-nilai dari luar.
Jakarta,  (Antaranews Sulteng) - Presiden Joko Widodo mengatakan karakter kebangsaan dapat membentengi masyarakat dari pengaruh negatif perkembangan teknologi dan persaingan industri modern.

"Saya kira nilai-nilai yang kita miliki, nilai-nilai agama, nilai-nilai budaya, norma-norma yang kita miliki itulah yang akan membentengi masuknya nilai-nilai dari luar. Tanpa itu, saya kira di era yang tanpa batas seperti ini akan sulit," kata Presiden usai menghadiri Penutupan Pengkajian Ramadhan 1439 H PP Muhammadiyah Tahun 2018 di Kampus Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Ciracas Jakarta Timur pada Selasa.

Menurut Presiden, pembangunan karakter bangsa sangat diperlukan seiring kemajuan zaman.

Dia menjelaskan sejumlah organisasi masyarakat memiliki peran besar dalam mengembangkan karakter kebangsaan di masyarakat.

"Saya melihat Muhammadiyah, NU dan ormas-ormas yang lain sangat berperan terutama di pondok pesantren, sangat berperan sekali dalam membangun karakter, membangun nilai-nilai peradaban, nilai-nilai ke-Indonesiaan, nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai budaya yang sudah kita miliki selama ini," ujar Jokowi.

Dalam sambutannya, Presiden pun mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi membangun bangsa dengan kebaikan dalam memperingati Kemerdekaan RI Ke-73.

Presiden juga menyebutkan perubahan zaman melalui teknologi digital sudah mulai terjadi.

Dia mengatakan Amerika Serikat melalui perusahaan Google telah memulai perubahan itu dengan sejumlah aplikasi dan media sosial.

Sejumlah pejabat yang mendampingi Presiden dalam acara tersebut antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir dan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi pada Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin.