FKUB Sulteng redam isu negatif atas nama agama

id FKUB

FKUB Sulteng redam isu negatif atas nama agama

Gubernur Sulteng Drs H Longki Djanggola, MSi (kiri) menerima Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulteng yang baru Prof Dr H Zainal Abidin, MAg. FKUB berkomitmen terus memelihara silaturahmi dan kerukunan antarumat beragama dan akan terus menyampaikan pesan perdamaian kepada semua umat beragama. (Humas Pemprov Sulteng)

Palu, (ANTARANEWS Sulteng) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah berupaya meredam isu-isu negatif yang mengatasnamakan agama menjelang Pemilihan Umum 2019.

"Pilihan kita boleh berbeda tapi jangan bawa-bawa agama," ucap Ketua FKUB Sulteng Zainal Abidin di Palu, Sabtu.

Ia mengemukakan tokoh-tokoh agama harus memberikan contoh yang baik kepada umat di tengah kehidupan sosial masyarakat.

FKUB Sulteng akan melibatkan tokoh-tokoh agama untuk melakukan pembinaan dengan pendekatan agama di masyarakat, agar tidak terpengaruh dengan informasi negatif, informasi hoaks menjelang pemilu.

Zainal Abidin yang juga Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Sulawesi Tengah itu, mengemukakan bahwa FKUB berkomitman merawat kerukunan antarumat beragama di daerah itu.

"FKUB Sulteng selaku mitra pemerintah akan berperan menciptakan kerukunan dan kedamaian di kalangan umat beragama sebagai kontribusi nyata di tengah masyarakat," ujar dia.

Zainal Abidin yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu itu, mengemukakan bahwa hati yang bersih menjadi kunci utama menjalin persaudaraan dan persatuan yang berdampak terwujudnya perdamaian.

"Jika hati kotor akan melahirkan pikiran yang kotor. Jika pikiran kotor akan melahirkan ucapan dan tindakan serta perilaku yang kurang baik," ucap dia.

Hati yang kotor, kata Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu, akan membuat seseorang selalu berpikir negatif terhadap orang lain, bahkan berprasangka buruk terhadap orang lain.

Berpikir negatif dan berprasangka buruk, kata dia, akan selalu mencurigai aktivitas seseorang atau sekelompok orang.

"Bahayanya lagi, jika kecuriagaan itu disebarkan atau diceritakan kepada orang lain, yang kebenarannya belum dapat dipastikan," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, yang ada hanya fitnah atau menyampaikan informasi yang tidak didukung dengan fakta dan kebenaran kepada orang lain.

"Ini yang membuat kekacauan, permusuhan, dan seterusnya. Mulai dari tingkat rumah tangga bahkan di lingkungan yang luas lagi," ujar Rektor pertama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu.

Baca juga: Kemenag dukung FKUB tingkatkan kualitas kerukunan antaragama di Sulteng
Baca juga: FKUB perkuat konsolidasi gagas Sulteng percontohan kerukunan antaragama