Wartawan pun Dievakuasi Dari Gunung Salak

id Wartawan, Evakuasi, Salak, Sukhoi

Wartawan pun Dievakuasi Dari Gunung Salak

Salah satu kegiatan evakuasi lewat udara para korbah jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor. (ANTARA)

Dua wartawan asing yang sedang melakukan peliputan di lokasi jatuhnya pesawat dievakuasi karena kondisi kesehatan mereka yang menurun.
Bogor - Hari keenam operasi kemanusiaan mencari korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet-100 di kawasan Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sepanjang Senin (14/5) diwarnai awan gelap dan berkabut, serta tiupan angin  kencang diiringi hujan gerimis.

"Dengan cuaca yang kurang menentu, kita melakukan evakuasi melalui jalur darat karena angin cukup kencang mengganggu penerbangan," kata Komandan Korem 061/Suryakancana Kolonel (Inf) AM Putranto, Senin pagi.

Peristiwa menonjol lainnya pada hari keenam proses evakuasi itu adalah terkait keberadaan wartawan.

Dua wartawan asing yang sedang melakukan peliputan di lokasi jatuhnya pesawat dievakuasi karena kondisi kesehatan mereka yang menurun.

"Kami mendapatkan laporan adanya dua orang yang sakit di lokasi jatuhnya pesawat, setelah kami berkoordinasi dan diperiksa ternyata kedua orang tersebut merupakan wartawan asing dari Rusia yang tengah melakukan peliputan," ujar Putranto.

Menurut perwira menengah TNI berpangkat 'tiga bunga' itu, kedua wartawan Rusia ini bisa masuk lokasi atas izin dari pihaknya, namun karena tidak mampu melanjutkan akhirnya mereka meminta untuk dievakuasi dari Puncak Salak I.

"Mereka dievakuasi melalui jalur udara menggunakan helikopter Super Puma dan tiba di helipad yang berada di lapangan SMPN I Cijeruk, Kampung Pasir Pogor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, sekitar pukul 10.00 WIB," ujarnya.

Saat ini kondisi kedua wartawan tersebut sudah membaik.

Sementara itu, 13 orang dari tim SAR Rusia yang tengah berada di lokasi akan membuka tenda, namun tidak dimungkinkan.

"Kami telah intruksikan kepada Tim SAR Rusia agar jangan dahulu membuka tenda di puncak, karena tidak memungkinkan," kata Putranto.    
 
Penemuan alat komunikasi

Sementara itu, tim SAR dari Kopassus TNI AD menemukan alat komunikasi pesawat penumpang Sukhoi Superjet-100 yang jatuh di kawasan Gunung Salak.

"Anggota Kopassus yang tengah melakukan pencarian dan evakuasi korban berhasil menemukan alat komunikasi pesawat Sukhoi di kedalaman jurang sekitar 600 meter dari lokasi jatuhnya pesawat," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Daryatmo.

Ia menjelaskan, alat komunikasi itu sebelum terjadinya kecelakaan sempat hilang sinyal karena terhalang oleh gunung sehingga tidak bisa melaporkan kondisi pesawat ke Halim Perdanakusuma dan negara-negara terdekat.

"Alat komunikasi ini yang digunakan pilot Sukhoi untuk berkomunikasi dengan Bandara Halim Perdanakusuma, tetapi saat berada di Gunung Salak sinyalnya terputus," tambahnya.

Menurut Daryatmo, untuk kotak hitam sampai saat ini belum ditemukan dan tim masih terus melakukan pencarian terhadap kotak hitam tersebut.

"Operasi pencarian dan evakuasi ini belum bisa dipastikan kapan akan selesainya. Yang pasti kami berusaha agar secepatnya misi ini selesai dengan baik," katanya.

Selain itu, kata dia, kotak hitam diduga masih tertimbun bersama puing-puing pesawat tetapi bongkahan sudah terlihat.

Sementara itu, pakar teknologi informasi Roy Suryo menambahkan, alat komunikasi yang digunakan pesawat sekelas Sukhoi ini ternyata menggunakan frekuensi yang lama.

"Dari pemeriksaan awal ternyata alat ini kurang modern dan masih menggunakan frekuensi yang lama," tambahnya.

Bantuan Logistik Relawan

Pada hari keenam operasi, juga ditandai dengan adanya bantuan logistik dari sejumlah pihak untuk tim SAR dan relawan.

"Disaster Management Center" (DMC) Dompet Dhuafa menyediakan logistik dan membuka tenda layanan internet gratis bagi kalangan jurnalis di Posko Gabungan Cimelati, Kabupaten Sukabumi.

"Kami memberikan layanan itu guna membantu tim SAR serta relawan yang tengah melakukan evakuasi di lokasi jatuhnya pesawat," kata Koordinator Infokom DMC Dompet Dhuafa Sigit Raharjo di Posko Cimelati.

Ia mengatakan, kecelakaan pesawat penumpang Sukhoi Superjet-100 yang jatuh di kawasan Gunung Salak, Kabupaten Bogor, membuat pihaknya prihatin.

"Untuk itulah kami mencoba membantu seadanya untuk para relawan dan tim SAR gabungan yang tujuan memudahkan dan meringankan mereka yang sedang bertugas," katanya.

"Kami pun mendirikan tenda logistik yang menyediakan kebutuhan penunjang untuk Tim SAR gabungan dan relawan yang membantu evakuasi korban," tambahnya.

Menurut Sigit, tenda yang didirikan ini akan terus berdiri sampai evakuasi atau misi Sukhoi ini berakhir dan pihaknya juga berharap operasi gabungan untuk mencari dan menyelamatkan korban jatuhnya pesawat bisa segera tuntas.

Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat, Senin juga memberikan bantuan logistik kepada tim SAR dan relawan yang terlibat dalam operasi pencarian korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet-100 di kawasan Gunung Salak.

"Peristiwa jatuhnya Sukhoi menjadi keprihatinan semua pihak, dan kami ikut terpanggil memberikan bantuan bagi para anggota SAR yang telah bertugas selama enam hari mencari dan mengevakuasi korban," katanya seusai menyerahkan bantuan logistik di posko kendali evakuasi korban Sukhoi di Balai Embrio Ternak, Desa Cipelang.

Ia menjelaskan, pada tahap awal, PT Sido Muncul mengirimkan 15 karton (per karton berisi 360 dus) Tolak Angin, 15 karton kopi ginseng, 15 karton Antangin dan 1.500 nasi kotak, yang dikirimkan ke posko kemanusiaan.

"Ini baru tahap awal, bantuan akan saya kirimkan mulai hari ini sampai operasi selesai," katanya.

Danrem mengemukakan bahwa bantuan utama yang dibutuhkan tim evakuasi adalah ketersediaan logistik yang memadai untuk menyokong kerja SAR yang sangat menguras tenaga. (Ant)