Palu, (antarasulteng.com) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Miyono memberikan apresiasi atas peningkatan produkstivitas dan daya saing Sulawesi Tengah di tahun 2016.
"Dari catatan kami, terjadi peningkatan di tahun 2016 dari lima indikator yang tercatat," katanya saat dihubungi dari Palu, Minggu.
Peringkat daya saing berdasarkan hasil penelitian National University of Singapore, Sulteng menempati peringkat ke-21 di tahun 2015, naik peringkat ke-20 pada tahun 2015 serta melonjak peringkat ke-14 pada tahun 2016 dari 34 provinsi di Indonesia.
"Peringkat daya saing Sulteng masih berada di posisi menengah, sehingga berbagai insentif kemudahan usaha masih perlu untuk ditingkatkan seperti kemudahan perizinan," katanya.
Kemudian, kondisi daya saing stabilitas ekonomi makro di tahun 2014 dan 2015, berada pada peringkat 16, kemudian meningkat ke peringkat 11 pada tahun 2016.
Selanjutnya kondisi daya saing kualitas hidup dan infrastruktur di tahun 2014 berada pada peringkat 20, turun peringkat menjadi 21 di tahun 2015 dan naik kembali pada peringkat 18 di tahun 2016.
Untuk daya saing pemerintahan dan isntitusi publik di tahun 2014 berada di peringkat 12, turun menjadi peringkat 15 pada tahun 2015 dan naik kembali ke peringkat 9 di tahun 2016.
Sementara kondisi daya saing finansial bisnis dan tenaga kerja, di tahun 2014 berada pada peringkat 27 naik ke peringkat 22 di tahun 2015, namun turun kembali ke peringkat 25 tahun 2016.
"Secara keseluruhan terjadi peningkatan yang baik dan semoga lebih baik lagi di tahun 2017," tutup Miyono.
Hal senada disampaikan Gubernur Sulteng Longki Djanggola beberapa waktu lalu ang menyebutkan bahwa berdasarkan hasil penelitian National University of Singapore, Sulteng menempati peringkat ke-20 pada tahun 2015 menjadi peringkat ke-14 pada tahun 2016 dari 34 provinsi di Indonesia.
"Kondisi ini telah membawa daya saing Sulteng di urutan ke-3 dalam kawasan regional Sulawesi, Maluku dan Papua serta Nusa Tenggara," katanya.
Dari kualitas infrastruktur umum daerah, kata Longki, Sulteng masih di bawah rata-rata nasional sebesar 0,42 poin. Oleh karena itu, pihaknya terus fokus pada pembangunan daerah kedepan yang salah satunya akan diarahkan untuk membenahi infrastruktur.
Dari sisi ketenagakerjaan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulteng jauh di bawah TPT nasional. TPT Sulteng pada tahun 2016 sebesar 3,29 persen turun sebesar 0,81 persen dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 4,10 persen.
Sementara dalam hal reformasi birokrasi, pada tahun 2016, Sulteng kembali memperoleh predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari hasil penilaian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasil penilaian ini kata Longki menunjukan keseriusan pemerintah Sulteng dalam hal pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan anggaran pemerintah.
Berita Terkait
Sosialisasi keaslian uang rupiah
Jumat, 26 April 2024 23:56 Wib
Bank Indonesia Sulteng: KKST puncak kampanye Gernas Bangga Buatan Indonesia
Rabu, 24 April 2024 14:59 Wib
ADB: Inflasi kawasan Asia dan Pasifik 2024 akan turun ke 3,2 persen
Kamis, 11 April 2024 10:15 Wib
Bank Mandiri kembali selenggarakan program Mudik Asik 2024
Sabtu, 6 April 2024 21:56 Wib
Bank Indonesia dan Pemkab Banggai sediakan warung pangan jelang Idul Fitri
Jumat, 5 April 2024 4:11 Wib
Bank Indonesia bantu fasilitasi izin UMKM di Sulteng bagian dari GBBI
Kamis, 4 April 2024 20:34 Wib
Layanan bersama penukaran uang di Palu
Selasa, 2 April 2024 19:23 Wib
BI Bali: Kuota penukaran uang Lebaran di Denpasar 1.200 orang per hari
Selasa, 2 April 2024 16:12 Wib