Produksi BMW X7 tetap aman meski pabrik Sunter setop operasi

id bmw,gaya motor,bmw indonesia

Produksi BMW X7 tetap aman meski pabrik Sunter setop operasi

Model berpose di dekat BMW X7 saat peluncurannya di Jakarta, Senin (15/7/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.

Saat ini masih on schedule karena X7 memang planningnya di semester dua, tidak ada plan di semester satu
Jakarta (ANTARA) - BMW Group Indonesia memastikan walaupun pabrik perakitan mobil Gaya Motor di Sunter, Jakarta Utara setop beroperasi sementara, sejauh ini masih belum mempengaruhi produksi BMW seri X7.

"Saat ini masih on schedule karena X7 memang planningnya di semester dua, tidak ada plan di semester satu," kata Director of Communications BMW Group Indonesia Jodie O'tania melalui konferensi virtualnya di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, Gaya Motor telah memberhentikan semua jalur produksi untuk sementara hingga 23 April sejak Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) diberlakukan di Jakarta sejak 10 April.

Namun, Jodie tak mengelak bahwa pemberhentian operasional sementara pun mempengaruhi produksi sejumlah model BMW yang diproduksi di pabrik yang merakit Seri 3, Seri 5, Seri 7, X1, X3, hingga X5 itu.

"Yang terpengaruh yang model-model backbone seperti Seri 3. Namun, kita udah siapkan skenario, strategi bagaimana kita bisa menjalani situasi ini," jelas dia.

Lebih lanjut, VP Sales BMW Group Indonesia Bayu Riyanto mengatakan PSBB juga berpengaruh untuk pengiriman mobil menyusul ditutupnya diler-diler di Jakarta dan sejumlah wilayah di Banten dan Jawa Barat.

"Selama PSBB, kita dukung pemerintah untuk kampanye #dirumahaja. Kita minimalkan bahkan nol-kan pengiriman di Jakarta, Tangerang, karena diler tutup sementara waktu dan tidak ada pengiriman," kata Bayu.

"Semoga bisa mendukung program pemerintah, dan kalau PSBB sudah selesai, customer yang sudah booking langsung diproses," ujarnya melanjutkan.

Namun, bagi daerah yang belum diberlakukan PSBB, Bayu mengatakan pihaknya masih membuka diler-dilernya di sana, dengan melakukan pembatasan jarak, sistem shift, hingga protokol kesehatan bagi karyawannya.

"Misalnya di luar Jakarta yang masih bisa beraktivitas, pasti kita support, kita masih buka dengan pengurangan jam kerja dan pegawai yang masuk," kata dia.