Palu (ANTARA) - Arkom Indonesia mengupayakan penyintas bencana tsunami di Kelurahan Mamboro Barat Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah menempati hunian tetap (huntap) pada Desember 2020 yang dibangun dengan skema relokasi mandiri kelompok.
"Target awal pada momen dua tahun pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi Padagimo, penyintas sudah dapat tempat huntap. Namun, karena beberapa fasilitas belum tersedia secara lengkap, maka diupayakan pada Desember 2020 sudah bisa ditempati," ucap Direktur Program Yayasan Arkom Indonesia R Yuli Kusworo di Palu, Rabu.
Arkom Indonesia menginisiasi relokasi mandiri kelompok penyintas tsunami Kelurahan Mamboro Barat yang letak/lokasi relokasi tidak berjauhan dengan lokasi mata pencaharian penyintas.
Dalam skema relokasi tersebut kurang lebih 39 kepala keluarga bersedia direlokasi secara kelompok. Bahkan, warga turut terlibat dalam penyediaan lokasi lahan dan pembangunan huntap.
Yuli Kusworo mengemukakan sebanyak 39 rumah yang dibangun di lokasi relokasi terdiri dari 10 rumah dari Arkom Indonesia yang dibangun dengan konsep rumah panggung metode Risha.
Kemudian, rumah tapak yang dibangun oleh Pemkot Palu melalui BPBD setempat sebanyak 25 unit dan empat rumah dari PUPR.
Kondisi rumah saat ini, kata dia, sebagiannya sudah ditahap finishing dan sebagiannya lagi mendekati tahap finishing.
"Beberapa fasilitas penunjang seperti drainase, jalan dan air dan listrik sedang dalam proses," ujarnya.
Untuk drainase dan jalan, urai dia, dikerjakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Sementara untuk air dikerjakan oleh Yayasan Sheep Indonesia yang juga mitra dari Arkom Indonesia. Kemudian untuk listrik ditangani langsung oleh Pemkot Palu dan PLN.
"Karena ini areal permukiman baru, maka listrik baru bisa direalisasikan kemungkinan pada Oktober 2020," ujarnya.
Terhadap relokasi mandiri kelompok tersebut, Nurdin salah satu penyintas bencana tsunami 28 September 2018 yang juga calon penerima huntap tersebut mengakui sangat setuju dengan adanya relokasi mandiri itu.
Kata Nurdin warga yang lain juga setuju, karena relokasi tidak berjauhan dengan tempat mereka melaut atau mencari nafkah. Hal itu karena warga yang direlokasi dengan skema tersebut umumnya adalah nelayan.
Berita Terkait
Tanam mangrove peringati Hari Air Sedunia di Palu
Sabtu, 30 Maret 2024 21:18 Wib
Kota Palu siapkolaborasi dengan Arkom bentuk kampung adaptif iklim
Senin, 19 Februari 2024 7:10 Wib
Perencanaan perkampungan adaptif krisis iklim partisipatif
Sabtu, 17 Februari 2024 21:41 Wib
Program pemerdayaan korban bencana Palu dapat penghargaan di hari habitat
Rabu, 22 Desember 2021 10:36 Wib
Kerja keras Arkom pulihkan penyintas tsunami dengan relokasi mandiri
Sabtu, 3 Oktober 2020 18:41 Wib
Yayasan Arkom asah kemampuan penyintas tsunami Palu kurangi risiko bencana
Kamis, 1 Oktober 2020 6:01 Wib
Arkom dampingi warga Donggala dalam mitigasi kebencanaan
Sabtu, 18 Juli 2020 21:35 Wib
TNI bantu bangun huntap penyintas tsunami Mamboro-Palu
Senin, 1 Juni 2020 21:31 Wib