Jakarta (ANTARA) - California meminta untuk bergabung dalam gugatan anti monopoli Kehakiman AS terhadap Google pada hari Jumat, menjadikan jaksa agung negara bagian itu sebagai Demokrat pertama yang secara terbuka mendukung litigasi.
Departemen tersebut pada bulan Oktober menuduh perusahaan bernilai 1 triliun dolar yang berbasis di California itu secara ilegal menggunakan kekuatan pasarnya untuk membuat saingannya pincang, dan diikuti oleh 11 negara bagian lain ketika diajukan.
“California tidak membuat perubahan substantif atas pengaduan tersebut. Secara khusus, California tidak ingin menambahkan fakta atau klaim baru,” kata Jaksa Agung Xavier Becerra, dilaporkan Reuters, dikutip Sabtu.
Google telah membantah melakukan kesalahan, dan perusahaan tersebut mengatakan bahwa mesin pencari dan produk lainnya dominan karena konsumen lebih memilihnya.
“Orang-orang menggunakan Google karena mereka memilih, bukan karena terpaksa, atau karena mereka tidak dapat menemukan alternatif,” kata juru bicara Google.
"Kami akan terus mengajukan kasus itu ke pengadilan. Perusahaan harus menanggapi permintaan California untuk bergabung dengan gugatan tersebut sebelum 18 Desember," kata hakim dalam kasus tersebut, Hakim Distrik AS Amit Mehta.
Departemen Kehakiman menyambut baik masuknya California ke dalam kasus ini, yang menyatakan bahwa Google melanggar undang-undang anti monopoli untuk membangun dan mempertahankan dominasi dalam penelusuran dan iklan penelusuran.
Berita Terkait
KPPU ingatkan perusahaan penerbangan tidak manfaatkan monopoli
Rabu, 10 Agustus 2022 20:10 Wib
Pemerintahan Biden pertimbangkan fokus pada kebijakan persaingan
Rabu, 20 Januari 2021 8:10 Wib
Ketua HIPMI: Penghapusan monopoli proyek akan buka peluang bagi UMKM
Senin, 25 Mei 2020 12:18 Wib
Mati lampu, lobi dan monopoli
Selasa, 6 Agustus 2019 10:31 Wib
Presiden akan panggil pertamina terkait dugaan monopoli avtur
Selasa, 12 Februari 2019 5:45 Wib
Tokoh agama himbau warga tidak monopoli kebenaran
Minggu, 1 Juli 2018 20:21 Wib
Ulama : Penganut Agama Jangan Monopoli Kebenaran
Kamis, 14 September 2017 15:16 Wib
Awas Monopoli Kampanye di TV
Kamis, 16 Januari 2014 14:49 Wib