Petani Sulteng dilatih mekanisasi UPJA sebagai konsep pertanian cerdas

id Readsi, pertanian cerdas integrated farming, Kementan, bppsdmp Kementan, petani, Sulteng, alsintan,Pemprov Sulteng

Petani Sulteng dilatih mekanisasi UPJA sebagai konsep pertanian cerdas

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng, Retno (kanan) memberikan atribut kepada peserta secara simbolis sebagai tanda dimulainya pelatihan teknis mekanisasi dan manajemen UPJA kepada 60 petani di Sulteng yang berlangsung di UPTD Pengembangan SDM Dinas TPH Sulteng di Kabupaten Sigi, Rabu (15/3). ANTARA/Moh Ridwan

Sigi, Sulteng (ANTARA) -
Kelompok tani di Provinsi Sulawesi Tengah dilatih teknis mekanisasi dan manajemen pengelolaan usaha pelayanan dan jasa alat mesin pertanian (UPJA) sebagai upaya peningkatan kemandirian petani lewat konsep pertanian cerdas atau integrated farming.


 


"Kementerian Pertanian melalui program peningkatan kemandirian dan kesejahteraan petani atau READSI sebagai upaya meningkatkan SDM petani supaya mampu mengelola manajemen UPJA sebagai salah satu bentuk usaha Poktan," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi saat membuka pelatihan teknis mekanisasi dan manajemen UPJA di wilayah READSI Sulteng dan Sulawesi Tenggara melalui virtual, Rabu.


 


Ia menjelaskan, sebagaimana arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa SDM pertanian yang handal dan kompeten menjadi penentu produktivitas dan peningkatan daya saing pertanian Indonesia dengan negara lain.


 


Maka, untuk mewujudkan itu semua perlu langkah tepat dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerja sama yang kuat antara petani maupun pemangku kepentingan lainnya.


 


Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi dalam lingkup pertanian yakni, pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan), karena dengan alsintan dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka.


 


"Selain mampu mempercepat kegiatan pertanian seperti dalam pengolahan tanah, periode masa tanam hingga pascapanen, alsintan pun terbukti mampu dalam memberikan nilai tambah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani," ucapnya.


 


Di Sulteng, sekitar 60 petani mengikuti pelatihan ini dari empat daerah yang menjadi sasaran program READSI yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso, Buol dan Tolitoli berlangsung selama tujuh hari dimulai 15-21 Maret 2023.


 


Dedy mengemukakan, bahwa kunci keberhasilan pembangunan pertanian adalah peningkatan produktivitas dan meminimalisir ongkos produksi melalui pemanfaatan alsintan.


 


"Produk-produk pertanian Indonesia akan kalah bersaing di pasar global dengan komoditas yang sama dari negara lain atau impor jika harganya masih mahal. Oleh karena itu, pembangunan pertanian ke depan difokuskan pada peningkatan produktivitas sekaligus menekan ongkos produksi, alsintan sebagai solusi pembangunan pertanian kita," tuturnya.


 


Ia juga meminta petani meningkatkan kerja sama dalam kelompok dengan memanfaatkan dan memelihara alsintan yang telah diperoleh.


 


Selain itu, dapat dimanfaatkan juga sebagai peluang bisnis di pedesaan, dengan terbentuknya UPJA yang baik maka hal ini berpotensi mampu meningkatkan kesejahteraan bersama. 


 


"Selain itu, petani juga perlu berkolaborasi dengan perbankan untuk mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) supaya kegiatan usaha pertanian bisa berjalan lebih optimal," demikian Dedy.