Aktivitas patahan lempeng Laut Maluku picu gempa M 6,4 di Talaud

id BMKG ,Kepulauan Talaud ,Lempeng Laut Maluku,Gempa bumi

Aktivitas patahan lempeng Laut Maluku picu gempa M 6,4 di Talaud

Tangkapan layar peta pusat gempa magnitudo 6,4 di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Jumat (21/4/2023). (ANTARA/HO-BMKG)

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa adanya aktivitas penyesaran atau patahan dalam lempeng Laut Maluku memicu gempa dengan magnitudo 6,4 di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Jumat, mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,93 lintang utara dan 127,04 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 125 km arah tenggara Kota Melonguane, Sulawesi Utara, pada kedalaman 34 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas penyesaran dalam lempeng Laut Maluku," katanya.



Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).

Daryono menyampaikan bahwa gempa bumi yang terjadi pada Jumat, 21 April 2023 pukul 17.21.14 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Morotai Selatan, Galela, Tobelo dengan skala intensitas III MMI (Modified Mercally Intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu.

Gempa juga terasa di daerah Ternate dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu), dan di daerah Halmahera Tengah dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Hingga pukul 17.50 WIB, ia menyampaikan bahwa hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M 3,9 dan M 3,3.

Daryono mengimbau masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.