Pemprov Sulteng tambah alokasi lahan IP400 seluas 10.500 ha pada 2024

id Padi, tanaman pangan, TPH, Pemprov Sulteng, Nelson Metubun, petani, pertanian, ip400

Pemprov Sulteng tambah alokasi lahan IP400 seluas 10.500 ha pada 2024

Petani di Sulawesi Tengah menggarap sawah secara tradisional menggunakan hewan ternak. ANTARA/Mohamad Hamzah

Palu, Sulteng (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Tengah menambah alokasi lahan secara swadaya pada program indeks pertanaman 400 (IP400) seluas 10.500 hektare pada 2024 sebagai upaya menjaga ketahanan pangan daerah.

"Puluhan ribu hektare sawah ini dialokasikan di Kabupaten Parigi Moutong dan Tolitoli," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Sulteng Nelson Metubun di Palu, Sulteng, Jumat.

Ia menjelaskan sebelumnya alokasi lahan IP400 seluas 10 ribu hektare dan pelaksanaannya berjalan dengan baik, sehingga ditambah 10.500 ha.

Dengan demikian, total lahan untuk program empat kali tanam dan panen tersebut dalam setahun (IP400) mencapai 20.500 hektare.

Daerah-daerah yang menjadi pelaksana program IP400 adalah Kabupaten Sigi, Parigi Moutong, Poso, Donggala dan Banggai.

"Tahun depan, Tolitoli menjadi daerah keenam melaksanakan program IP400 di Sulteng, dengan harapan produksi gabah kering panen (GKP) terus mengalami peningkatan produksi dan produktivitas supaya petani sejahtera," ujarnya.

Menurut data Dinas TPH Sulteng, ketersediaan GKP di daerah ini sejak Januari hingga Juli 2023 mencapai 452 ribu ton, yang jika dikonversi dalam bentuk beras mencapai 264 ribu ton.

Sementara, konsumsi beras masyarakat Sulteng, yang mencapai sebanyak tiga juta jiwa lebih diperkirakan sebesar 215 ribu ton.

"Dengan demikian, terdapat surplus 48.333 ton atau cukup memenuhi kebutuhan konsumsi untuk tiga bulan ke depan. Ketersediaan produksi yang cukup berkat kontribusi IP400," tutur Nelson.

Ia menambahkan manfaat lain dari program IP400, tahun ini petani di Kabupaten Banggai telah melakukan pertanaman padi jenis Nutri Zinc (NZ) di lahan 1.000 hektare untuk membantu percepatan penurunan stunting atau tengkes.

Dari lahan 1.000 hektare tersebut, diproyeksikan produksi beras mencapai 2.000 ton dengan rata-rata produksi per hektare sebanyak dua ton.

"Beras Nutri Zinc memiliki kadar gizi tinggi, sehingga sangat cocok untuk mengintervensi pencegahan dan penanggulangan stunting, kami berharap 13 kabupaten/kota dapat menyerap beras ini," ucapnya.