Linda: Pendidikan Karakter Bangsa Mendesak

id linda, gumelar, karakter

 Linda: Pendidikan Karakter Bangsa Mendesak

Linda Amalia Sari Gumelar (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)

akarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan pendidikan karakter bangsa sangat mendesak diterapkan di Tanah Air khususnya bagi generasi muda.

"Pendidikan karakter bangsa sangat mendesak untuk menghindari kemerosotan karakter generasi muda yang berujung pada anarkisme seperti tawuran dan lain sebagainya," kata Linda Amalia Sari Gumelar di Jakarta, Senin.

Pernyataan Linda tersebut dikemukakan sehubungan tawuran pelajar yang kerap terjadi khususnya di Ibukota.

Linda menilai tawuran pelajar terutama yang anarkis bahkan hingga menelan korban jiwa merupakan salah satu bentuk kemerosotan nilai-nilai karakter bangsa.

Karena itu, kata Linda, pendidikan karakter bangsa perlu dimasukkan ke dalam kurikulum.

"Pendidikan karakter harus diperbanyak prakteknya, jangan hanya teorinya saja," kata Linda.

Menurut Linda, dengan karakter yang kuat maka anak-anak didik Indonesia tidak akan mudah terpengaruh dengan pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh lingkungan sekitar.

Sementara itu, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sudibyo Alimoeso mengatakan orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak, sehingga tidak terlibat tawuran antarpelajar.

"Keluarga harus menjadikan tempat yang nyaman bagi remaja untuk mencurahkan berbagau permasalahannya," katanya.

Menurut Sudibyo, masa remaja merupakan masa transisi mencari jati diri, sehingga penting peran orang tua mengarahkan remaja agar memiliki karakter yang baik.

"Harus ada komunikasi yang baik antara orang tua dan remaja," ucapnya.

Selain orang tua, guru di sekolah juga punya peran yang sangat besar untuk menjadi teladan dan sahabat bagi murid-muridnya yang masih remaja.

Sementara itu, Sudibyo juga mengatakan bahwa untuk mencegah tawuran diperlukan komitmen semua pihak untuk membentuk lingkungan yang ramah remaja.

"Misalkan saja, pemerintah daerah bisa menyediakan lebih banyak fasilitas umum, tempat olahraga maupun rekreasi agar remaja bisa mempunya lebih banyak aktivitas yang positif," paparnya.
(W004)