Sigi (antarasulteng.com) Jembatan gantung senilai sepanjang 115 meter yang dibangun dengan dananRp2,7 mikiar menghubungkan Desa Kalukubula dengan Desa Tinggede, ambrol pada Minggu (19/2/2017) malam. Ambrolnya jembatan itu disebabkan lepasnya pengikat labrang.
Jembatan yang masih dalam proses perampungan itu dikerjakan sejak Oktober 2016 dan seharusnya sudah selesai pada 30 Desember 2016 sesuai dengan kontrak. Namun karena pengerjaannya tidak sesuai jadwal, maka kontraktor pelaksana,yakni PT Karya Putra Mandiri Adi Sarana dikenai denda dan diberi waktu hingga 90 hari atau hingga Maret 2017 untuk menyelesaikannya.
Sedianya, jembatan tersebut sudah akan diserahkan oleh pihak kontraktor ke pemerintah dalam hal ini Dinas Bina Marga Kabupaten Sigi pada Senin (20/2/2017), namun urung dilaksanakan lantaran adanya insiden ambrol tersebut.
Akibat ambrolnya jembatan itu, sejumlah material jembatan berupa besi-besi terjatuh ke dasar sungai Palu di bawahnya. Balok-balok kayu yang sebagiannya sudah dipasang, sebagian besarnya hanyut dibawa arus sungai. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Kepala Inspektorat Kabupaten Sigi Adi Dg Pawata yang melihat langsung kondisi jembatan gantung yang ambrol tersebut menduga ada masalah teknis yang tidak sesuai pada jembatan tersebut sehingga insiden itu terjadi.
“Itu hanya dugaan. Kami akan meminta penjelasan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sigi perihal tersebut, dan tentunya kita juga akan memeriksa spesifikasi teknis yang disyaratkan,” tutur Adi di lokasi kejadian, Senin (20/2/2017).
Menurutnya, jika memang ditemukan adalah kesalahan teknis atau ketidaksesuaian antara spesifikasi yang disyaratakan dengan teknis pekerjaan, maka pihaknya tentu akan merekomendasikan pemberian sanksi kepada kontraktornya. Sanksi yang dimaksud akan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Direktur PT Karya Putra Mandiri Adi Sarana Hotman Sihotang yang dikonfirmasi membenarkan ambrolnya jembatan gantung dikerjakannya itu. Namun, ia menolak jika disebutkan penyebabnya karena kesalahan teknis kosntruksi.
“Kami membangun jembatan gantung ini sesuai dengan spesifikasi teknis dan perencanaan yang sudah dibuat. Ini adalah musibah dan berada di luar kendali perusahaan,” tegas Hotman yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya.
Menurut Hotman, kalau jembatannya ambrol karena labrang putus, pastilah itu kesalahan teknis konstruksi. Tapi faktanya yang terjadi adalah labrangnya tidak putus melainkan terlepas karena pengikatnya longgar.
Nah, siapa yang melonggarkan pengikat labrang itu? Hotman malah menduga kalau insiden ambrolnya jembatan gantung itu karena ada unsur sabotase.
“Ini tidak menuduh, hanya dugaan saja. Kok bisa labrangnya terlepas, padahal sebelumnya baik-baik saja, bahkan pada saat beban besar seperti saat dikunjungi oleh pejabat Kabupaten Sigi sebelumnya, tidak ada seperti itu,” jelasnya.
Dugaan itu makin menguat karena kejadiannya pada malam hari. “Saya tidak menuduh, tapi kemungkinan terjadi sabotase bisa saja. Masak bisa tiba-tiba pengikat labrang terlepas, padahal spesifikasinya sudah sesuai dengan plan konstruksi,” ujarnya lagi.
Ia mengatakan, klem (baut pengikat) labrang yang digunakan sudah seusai dengan spesifikasi yang disyaratakan. Ia pun mencontohkan jembatan gantung Maesa di Palu yang jika klemnya dilonggarkan dipastikan akan ambrol juga.
Meski demikian, Hotman mengaku tetap bertanggungjawab atas insiden itu. “Jembatan itu kan masih dalam proses pengerjaan. Sebenarnya hari ini (Senin, 20/2) sudah akan kita serahkan karena sudah rampung. Tapi karena ada insiden seperti ini, terpaksa kami harus kerjakan ulang. Inilah risikonya jadi kontraktor,” sebutnya.
Ia optimis akan bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut hingga batas waktu denda Maret mendatang. “Kami berusaha memenuhi batas waktu itu,” tandasnya.
Sementara itu, informasi yang berhasil dirangkum menyebutkan, proyek tersebut bersatus masih dikerjakan dalam range waktu pekerjaan denda. “Kita memberi waktu selama 90 hari sejak 31 Desember. Jadi saat ini kontraktornya masih bertanggungajwab atas penyelesaian pekerjaan ini hingga 90 hari atau hingga Maret 2017 ini,” jelas Aris, salah seorang staf Bina Marga Kabupaten Sigi di lokasi kejadian.
Menurut Aris, pekerjaan jembatan gantung pada tahap tersebut belum pada tahap final. Masih ada kelanjutan pekerjaan yakni pembuatan jalan dan pembuatan penyanggah samping.
“Kalaupun kontraktornya sudah menyelesaikan jembatan gantung ini, tapi belum difungsionalkan karena masih ada dua kegiatan lainnya yang terkait dan dianggarkan di 2017 ini,” terang Aris.
Berita Terkait
Pemkab Sigi perbaiki jembatan putus buka isolasi 4 desa di Pipikoro
Rabu, 1 Mei 2024 17:12 Wib
Pemkab Sigi perbaiki jalan dan jembatan putus dampak banjir
Senin, 29 April 2024 16:02 Wib
Polisi dalami kasus ledakan kapal di bawah jembatan Ampera
Selasa, 2 April 2024 8:08 Wib
Kemlu: Tidak ada korban WNI dalam insiden jembatan ambruk Baltimore
Kamis, 28 Maret 2024 9:33 Wib
Imigrasi Banggai komitmen bangun jembatan antara keamanan dan kemajuan ekonomi
Sabtu, 16 Maret 2024 15:00 Wib
Bupati Sigi resmikan jembatan Sibalaya-Poi dan jembatan Sidondo-Deasi
Selasa, 30 Januari 2024 12:09 Wib
Pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas I di Pontianak sudah 99,8 persen
Jumat, 19 Januari 2024 15:03 Wib
Pemerintah anggarkan Rp15 miliar bangun Jembatan Semala di Natuna
Rabu, 17 Januari 2024 16:31 Wib