Pelabuhan Ogotua, Sejahterakan Nelayan Amankan NKRI

id ogotua

Pelabuhan Ogotua, Sejahterakan Nelayan Amankan NKRI

Kapal-kapal nelayan memadati dermaga PPP Ogutua, Minggu (16/3) untuk menghadiri Pesta Nelayan Ogotua yang dirangkaikan dengan peresmian pelabuhan. Latar belakang gambar adalah Pulau Lingayan, sebuah pulau terluar Indonesia di dekat Ogotua. (ANTARASulteng/Rolex Malaha)

Pelabuhan perikanan Ogotua juga memiliki peran strategis dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional untuk menegakkan kedaulatan NKRI, karena letaknya yang berada di wilayah terluar batas negara dengan Malaysia."
Palu (antarasulteng.com) - Puluhan lelaki usia anak-anak sampai dewasa, berpakaian adat dominan hitam dengan penutup kepala khas daerah, berjingkrak-jingkrak kegirangan sambil menabuh rebana dan gendang di atas dermaga mengiringi setiap langkah kaki gubernur.

Sementara itu, anak buah kapal penangkap ikan yang memadati dermaga serentak bertepuk tangan dan membunyikan apa saja yang dapat mereka tabuh sehingga menambah kemeriahan di atas sebuah pelabuhan perikanan baru yang sedang dipadati manusia.

Terik matahari tidak membuat mereka berhenti menabuh rebana dan gendang selama Gubernur Sulawesi Longki Djanggola dan rombongan diikuti sekitar 1.000 warga desa setempat, menyusuri setiap jengkal dermaga pelabuhan perikanan yang baru saja diresmikan.

Peristiwa itu terjadi di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Ogotua, Kecamatan Dampal Utara, Kabupaten Tolitoli, Sulteng, pada Minggu (16/3), usai gubernur meresmikan proyek tersebut dan membuka secara resmi Pesta Nelayan Ogotua.

"Kami sangat bersyukur atas kekayaan laut dan perikaan yang dianugerahkan Allah SWT dan telah mensejahterakan rakyat kami di sini," kata H. Zakir, seorang tokoh masyarakat dan tokoh nelayan Ogotua di sela-sela keramaian itu.

Pesta nelayan seperti ini, kata Zakir, dilakukan setiap tahun sejak 30 tahun silam. Namun pelaksanaan tahun ini lebih meriah karena bertepatan dengan peresmian pelabuhan yang besar ini.

"Kami juga berterima kasih atas perhatian pemerintah membangun pelabuhan dan berbagai sarana serta fasilitasnya untuk kesejahteraan kami," ujar H. Mustakim, tokoh masyarakat Ogotua lainnya.

Sebelum dermaga ini dibangun, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan selama tiga tahun berturut-turut sejak 2011, memberikan bantuan kapal penangkap ikan 30 gross tonage kepada kelompok usaha bersama (KUB) nelayan Ogotua.

Berkat bantuan kapal ini, kata Mustakim, nelayan Ogotua bisa memproduksi ikan antara 15 sampai 20 ton setiap pekan. Kalau harga ikan rata-rata Rp10.000/kg, omzet nelayan setempat setiap pekan mencapai Rp200 juta.

"Ini luar biasa sekali. Karena itu kami menggelar pesta nelayan ini untuk berdo`a dan bersyukur atas karunia dari Tuhan yang maha kuasa," ujar Mustakim lagi.

Pesta Nelayan Ogotua ini diwarnai dengan pembacaan doa (barsanji) serta jamuan makan bersama dengan berbagai jenis penganan tradisional serta dimeriahkan dengan lomba perahu ketinting (motor tempel) dan lomba menangkap bebek yang dilepas di laut.

"Ini tradisi yang sangat baik dan harus dilestarikan. Rasa syukur itu jangan sampai luntur karena berkah dari Allah SWT tidak pernah ada habisnya," ujar Gubernur.

Sebelumnya, Gubernur Longki Djanggola yang didampingi Direktur Pelabuhan Ditjen Perikanan Tangkap Kemenyerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Bambang Sutedjo menggunting pita tanda peresmian pemanfaatan PPP Ogotua, yang kini menjadi pelabuhan perikanan terbesar di provinsi ini.

Pelabuhan ini berdiri di atas kawasan seluas tujuh hektare yang dibebaskan dengan dana APBD Sulteng sejak 2010 senilai Rp1,8 miliar, sementara dermaga dan fasilitas di dalamnya dibangun dengan dana APBN KKP tahun 2013 senilai Rp30 miliar.

Sarana dan fasilitas di pelabuhan ini terdiri atas dermaga sepanjang 100 meter, trestle (jembatan penghubung) 50 meter, tempat pelelangan ikan, perkantoran, rumah pimpinan dan staf pelabuhan, mess nelayan, jalan lingkungan, jaringan listrik dan air serta pagar pengaman.

Pada 2014 ini, KKP akan mengucurkan lagi dana APBN sebesar Rp15 miliar untuk melengkapi sarana dan fasilitas PPP Ogotua berupa sebuah gedung pertemuan, gudang pengepakan ikan, gedung inspeksi dan koperasi, klinik kesehatan, menara suar, rumah genset, kantin dan mushalla.

Sejahterakan nelayan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo mengemukakan bahwa maksud terutama membangun PPP di Ogotua adalah untuk menyejahterakan nelayan.

"Harga ikan setelah pelabuhan ini dimanfaatkan bisa naik sampai dua kali lipat dari biasanya karena kapal-kapal dari luar kini mau datang mengambil ikan di sini," katanya.

Menurut dia, kapal-kapal dari Kalimantan kini mulai berdatangan mencari ikan di Ogotua. Selain itu, investor mulai tertarik membuka usaha seperti pengolahan ikan karena sarana dan fasilitas tersedia.

"Ini semua akan memberikan nilai tambah dan efek ekonomi berganda bagi masyarakat Ogotua dan sekitarnya, bahkan bagi Sulawesi Tengah secara menyeluruh," katanya sambil memperkenalkan seorang investor asal China, Hu Cheng yang telah menyatakan jatuh cinta untuk berinvestasi di sektor perikanan di Ogotua.

Peran strategis lain yang akan dimainkan PPP Ogotua ke depan adalah menjamin kepastian berusaha baik di tingkat nelayan maupun industri perikanan dan konsumen (pasar) saat pelabuhan ini masuk dalam bagian Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) yang sedang dirancang diterapkan di daerah ini.

Bila SLIN diterapkan, akan tercipta harga dasar ikan (tertinggi dan terendah) sehingga harga tak anjlok saat ikan melimpah (yang merugikan nelayan) dan tidak melambung tinggi saat hasil tangkapan menurun (merugikan konsumen dan industri).

Dengan demikian akan ada kepastian mengenai harga dan suplai ikan sehingga menguntungkan semua pihak, baik nelayan, industri maupun masyarakat konsumen ikan.

Selain itu PPP Ogotua juga memiliki peran strategis dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional untuk menegakkan kedaulatan NKRI, karena letaknya yang berada di wilayah terluar batas negara dengan Malaysia.

Direktur Pelabuhan Perikanan Ditjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Bambang Sutedjo sendiri mengakui bahwa salah satu alasan pihaknya menyetujui pembangunan pelabuhan perikanan besar di Ogotua ini adalah karena peran strategisnya di sektor Hankam.

Ogotua terletak di dekat Pulau Lingayan, sebuah pulau terluar Indonesia di Kabupaten Tolitoli yang terletak di perbatasan Indonesia-Malaysia. Pelabuhan ini menghadap ke Selat Makassar dan Laut Sulawesi yang kaya akan hasil perikanan, yang harus dipertahankan dari gangguan pihak asing. (R007A013)