Pelabuhan Ogotua Kiblat Baru Investasi Perikanan Sulteng

id ogotua

Pelabuhan Ogotua Kiblat Baru Investasi Perikanan Sulteng

Kadis KP Sulteng Hasanuddin Atjo (kedua kiri) menerima laporan terkait pembangunan berbagai sarana dan fasilitas pelabuhan perikanan Ogotua dari stafnya Ir Johanes Riga, MSi (kedua kanan) di atas dermaga yang sedang diatap, Selasa (3/11). (Antarasulteng.com/Rolex Malaha)

Hasanuddin Atjo: PPP Ogotua sangat strategis untuk mensejahterakan nelayan, industrialisasi perikanan dan penerapan sistem logistik ikan nasional.
Palu (antarasulteng.com) - Jalan masuk beraspal mulus selebar 15-an meter dengan gerbang yang indah dan kokoh, serasa memasuki sebuah kawasan real estate mewah saat menginjakkan kaki di kompleks Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Ogotua, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Kawasan seluas hampir delapan hektare itu telah tertata rapi dan bersih dengan bangunan-bangunan baru di dalamnya. Jalan lingkungan yang lebar dan diterangi sarana penerangan lampu jalan bertenaga matahari (solar sel), menambah keindahan kawasan itu di malam hari.

Pelabuhan perikanan terbesar di Sulteng yang diresmikan Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola, MSi pada 16 Maret 2014 itu, hingga awal 2015 memiliki sarana dan fasilitas berupa dermaga sepanjang 100 meter, trestle (jembatan penghubung) 50 meter. Ada tempat pelelangan ikan, perkantoran, gedung pertemuan, ruang koperasi, ruang pengepakan ikan, rumah pimpinan dan staf pelabuhan, mess nelayan, jalan lingkungan, jaringan listrik dan air bersih, mesjid dan klinik kesehatan serta menara suar dan pagar pengaman di sekeliling kawasan.

Tahun 2015 ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali mengucurkan dana belasan miliar untuk melengkapi berbagai sarana dan fasilitas yang paling dibutuhkan nelayan dan investor berupa pabrik es balok berkapasitas 15 ton, gudang pendingin berkapasitas 40 ton, dan ruang pembekuan ikan.

Selain itu sedang dibangun pula sebuah gedung pusat pemasaran dan distribusi ikan (PPDI) dan ruang pembersihan pukat untuk nelayan, sementara di dermaga sepanjang 100 meter itu dipasangi atap masing-masing sepanjang 40-an meter di kedua ujungnya. Semua pekerjaan yang menelan dana belasan miliar dari APBN Kementerian KP ini menurut rencana akan diresmikan Gubernur Sulawesi Tengah pada 22 November 2015.

"Kita ingin meningkatkan fungsi pelabuhan ini agar menarik, baik bagi para investor maupun para nelayan yang ingin beraktivitas di dalam kawasan," kata Kepala Dinas KP Sulteng DR Ir Hasanuddin Atjo, MP di sela peninjauannya di PPP Ogotua, sekitar 350 kilometer utara Kota Palu, Selasa (3/11).

Menurut Atjo yang tampak puas dengan progres pengerjaan semua proyek di dalam kawasan pelabuhan tersebut, dengan sarana dan fasilitas yang tersedia nanti, akan membuat proses penanganan ikan dan hasil laut lainnya berjalan dengan alur yang efektif dan runtut (selaras) dari satu tempat ke tempat lain sesuai alur `handling` yang baik dan benar sehingga kualitas sangat terjamin.

Semua ikan yang dibongkar dari atas kapal akan diturunkan di atas dermaga yang beratap sehingga tidak akan terkena sinar matahari secara langsung sehingga proses pembusukan bisa diperlambat.

Dari dermaga, ikan akan dibawa ke tempat pembersihan dan pemilahan (seleksi) lalu ke pusat pemasaran dan distribusi ikan (PPDI) untuk dilelang, sementara ikan yang tidak terjual, dimasukkan ke dalam gudang pembekuan (ABF) dan setelah mencapai tingkat kebekuan tertentu, dipindahkan ke gudang pendingin sebagai stok penyangga.

Industrialisasi Perikanan

Kehadiran PPP Ogotua sebagai yang terbesar dengan sarana dan fasilitas telengkap di Sulteng, sangat strategis untuk memperbaiki kesejahteraan nelayan, meningkatkan industrialisasi perikanan dan menjadi bagian dalam Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) yang menjamin kelangsungan pasokan bahan baku yang stabil, baik harga maupun volume untuk industri perikanan dan konsumsi masyarakat.

"Dengan hadirnya PPP Ogotua, harga ikan akan lebih stabil dan menguntungkan nelayan. Para investor akan lebih tertarik berinvestasi sehingga memberikan nilai tambah bagi nelayan dan perekonomian daerah, sedangkan dalam rangka SLIN, PPP Ogotua akan menjadi pemasok ikan untuk SLIN Palu-Donggala yang juga sedang dikembangkan," ujar Atjo.

Pelabuhan ini diharapkan akan menjadi pusat pendaratan dan pengolahan hasil perikanan dari perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi. Industrialisasi perikanan diharapkan tumbuh di tempat ini dan memberikan nilai tambah yang besar bagi rakyat dan daerah.

Karena itu, pihaknya mengajak para investor untuk membangun usaha pengolahan ikan seperti industri pindang karena semua sarana dan fasilitas pendukung sudah tersedia. Industrialisasi ini penting didorong karena akan memberikan nilai tambah untuk rakyat dan perekonomian daerah.

Zakir, seorang tokoh masyarakat Ogotua, menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah yang telah membangun pelabuhan perikanan Ogotua dengan sarana dan fasilitas yang lengkap dan moderen itu.

"Ini luar biasa karena semua kebutuhan nelayan sudah tersedia. Kami tidak akan kesulitan lagi mencari es balok karena pabrik es sudah ada. Nelayan tidak perlu lagi buru-buru menjual ikan saat produksi melimpah, karena sudah ada ruang pembekuan dan penyimpanan. Jadi harga ikan akan lebih stabil," ujar Zakir, pemilik beberapa unit kapal penangkap ikan itu.

Tidak hanya itu, kata Zakir, nelayan Ogotua juga mendapat bantuan tiga unit kapal Inkamina dari KKP bertonase 30 grosston, sehingga nelayan setempat kini bisa melipatgandakan produksinya tanpa ragu-ragu lagi akan kesulitan es balok dan tempat penampungan ikan sebelum dilempar ke pasaran.

Selama ini, kata Zakir, saat musim ikan, harga ikan akan anjlok sampai Rp4.000/kg sehingga merugikan nelayan, namun saat paceklik harga ikan melonjak sampai enam kali lipat dan ini merugikan konsumen dan industri perikanan.

Sekarang, tambah Zakir, bila hasil tangkapan melimpah, nelayan tidak perlu buru-buru menjual dengan harga murah sebab sudah ada gudang pembekuan dan gudang pendingin untuk menyimpan ikan guna menanti harga stabil.

Selain fungsi ekonomis, kehadiran PPP Ogotua juga memiliki peran strategis dalam sistem pertahanan dan keamanan nasional untuk menegakkan kedaulatan NKRI, karena letak pelabuhan ini berada di wilayah terluar batas negara dengan Malaysia.

Direktur Pelabuhan Perikanan Ditjen Perikanan Tangkap KKP Bambang Sutedjo saat menghadiri peresmian pelabuhan ini awal 2014 mengakui bahwa salah satu alasan pihaknya menyetujui pembangunan pelabuhan perikanan besar di Ogotua adalah karena peran strategisnya di sektor pertahanan dan keamanan.

Ogotua terletak di dekat Pulau Lingayan, sebuah pulau terluar Indonesia di Kabupaten Tolitoli yang terletak di perbatasan Indonesia-Malaysia. Pelabuhan ini menghadap ke Selat Makassar dan Laut Sulawesi yang kaya akan hasil perikanan, yang harus dipertahankan dari gangguan pihak asing. (R007//M026)