10 kelompok tani hutan Parigi Moutong belajar strategi pemasaran produk hutan

id KPH DAMPELAS TINOMBO,KPH TINOMBO,KPH,HUTAN PARIGI MOUTONG,KTH

10 kelompok tani hutan Parigi Moutong belajar strategi pemasaran produk hutan

Pengelola UKM Lecker Jaya Wijaya, Maftukin Waluyo, menyampaikan materi strategi pemasaran dalam lokakarya diselenggarakan KPH Dampelas Tinombo, di Palu, Jumat (29/11/2019). (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Kelompok tani mesti berupaya memasarkan suatu produk, baik itu barang atau jasa, dengan menggunakan pola rencana dan taktik tertentu sehingga jumlah penjualan menjadi lebih tinggi
Palu (ANTARA) - Sedikitnya 10 kelompok tani hutan (KTH) binaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dampelas-Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mendapat kesempatan belajar tentang strategi pemasaran produk hutan.

Pengelola UKM Lecker Jaya Wijaya, Maftukin Waluyo, di Palu, Jumat, mengemukakan pentingnya KTH  memiliki strategi yang baik dalam pemasaran produk agar dapat menembus pasar.

"Kelompok tani mesti berupaya memasarkan suatu produk, baik itu barang atau jasa, dengan menggunakan pola rencana dan taktik tertentu sehingga jumlah penjualan menjadi lebih tinggi," ucapnya.

Ia menyampaikan hal itu saat berbagi kemampuan dan pengalaman menerapkan strategi pemasaran dengan 10 KTH binaan KPH Dampelas-Tinombo dalam lokakarya penyusunan strategi pemasaran didukung Forest Invesment Programme(FIP) II di salah satu hotel di Palu, Jumat.

Ia mengatakan KTH itu perlu memiliki strategi pemasaran hasil hutan bukan kayu (HHBK) atau potensi lainnya dari hutan.

Dia mengatakan, KTH sebagai komponen yang memiliki beragam produk harus benar-benar matang dan serius atau fokus dalam menjalankan usahanya.

"Dan jangan terlalu memikirkan usaha yang lain yang menjadi pesaing," ucap dia.

Kelompok usaha tani dari 10 kelompok itu mendapat dukungan pendanaan guna membantu pengembangan produk melalui usaha yang harapannya memberikan manfaat secara ekonomi dan mengembangkan produk seacra berkelanjutan.

Kepala KPH Dampelas-Tinombo Agus Efendi yang membuka lokakarya berharap, kelompok usaha tani yang mengikuti kegiatan bisa mempraktikkan pengetahuan melalui produk-produk yang dihasilkan sehingga mampu memiliki pasar sendiri, baik secara lokal maupun area pemasaran yang lebih luas.

Ia menyampaikan beberapa masalah yang dihadapi pengusaha mikro adalah permodalan dan pemasaran.

Umumnya, katanya, pengusaha mikro terbentur masalah modal dalam mengembangkan usaha.

Namun,  di sisi lain masalah pemasaran merupakan kunci sukses orang berusaha, meskipun banyak pengusaha yang mempunyai modal untuk mengolah usahanya tetapi tidak mempunyai strategi pemasaran produk  yang baik, sehingga tidak dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih maju.

“Saya berharap kesempatan ini mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kelompok tani hutan agar bisa memiliki pengetahuan dan mengimplementasikan dalam memasarkan produk-produk yang kini tengah menjadi pilihan usaha,” kata Agus Efendi.
 
Pengelola UKM Lecker Jaya Wijaya, Maftukin Waluyo, menyampaikan materi strategi pemasaran dalam lokakarya yang dilaksanakan KPH Dampelas Tinombo, di Palu, Jumat (29/11/2019). (ANTARA/Muhammad Hajiji)